Senin, 02 September 2024

Materi Ajar Kelas 4B. Selasa, 3 September 2024

 Hari/Tanggal               : Selasa, 3 September 2024

Kelas                            : IV B

Muatan Pelajaran         : 

1. Matematika                 : Faktor bilangan

2. Pendidikan Pancasila :  Pancasila sebagai Nilai Kehidupan

3. Bahasa Indonesia       : Aku Sudah Besar 

4. IPAS                            : Bagian tumbuhan dan fungsinya                            

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Apa kabar anak sholih sholihah…

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat

 Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.

Tujuan Pembelajaran Matematika :

- Peserta didik mampu membaca bilangan cacah sampai 10.000
-  Peserta didik mampu menulis bilangan cacah sampai 10.000

 Matematika

Faktor adalah bilangan-bilangan yang bisa membagi suatu bilangan sampai habis.

Misalnya bilangan A habis dibagi oleh bilangan B, maka bilangan B adalah faktor dari bilangan A.

Sedangkan kelipatan adalah hasil perkalian bilangan dengan bilangan asli secara berurutan.

Bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dari angka 1 dan seterusnya.

Lalu, bagaimana cara menentukan faktor dan kelipatan suatu bilangan? Yuk, cari tahu bersama!

"Faktor adalah bilangan yang bisa dibagi sampai habis, sedangkan kelipatan adalah hasil perkalian bilangan secara berurutan."


Cara Menentukan Faktor Bilangan

Misalnya menentukan faktor dari bilangn 12.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan.

Bilangan 12 diuraikan menjadi perkalian dua bilangan sebagai berikut.

12 = 1 x 12

12 = 2 x 6

12 = 3 x 4

Jadi, faktor dari bilangan 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.

"Faktor ditentukan dengan melakukan perkalian dua bilangan."

Cara Menentukan Kelipatan Bilangan

Kelipatan bilangan ditentukan dengan cara menambahkan angka kelipatan dari bilangan sebelumnya atau mengalikan angka kelipatan dengan bilangan 1, 2, 3, dan seterusnya.

Contohnya bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, dan seterusnya.

Bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, dan seterusnya.

Kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12, 24, 36, dan seterusnya.

Nah, itulah cara menentukan faktor dan kelipatan bilangan, AdjariaTonton video ini, yuk!


 Pancasila 
 Tujuan Pembelajaran 

1.   Peserta didik memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
2. Peserta didik memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara

Pendidikan Pancasila


A. Hakikat Norma
1. Makna Norma
Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik tertulis maupun tidak tertulis. Secara sederhana, norma dapat diartikan sebagai kaidah atau ketentuan yang harus dipedomani oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya.

Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah menyimak karekteristik yang dikemukakan di atas, diantaranya:
  1. Biasanya berbentuk tidak tertulis;
  2. Bersifat mengingat dan memiliki sanksi bagi anggota masyarakat yang melanggaranya;
  3. Merupakan hasil dari permufakatan para anggota masyarakat;
  4. Wajib dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat;
  5. Bersifat dinamis, artinya dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat.

2. Klasifikasi Norma
Terdapat beberapa norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari sumber dan sanksinya, antara lain:

a. Norma Agama
Norma agama, adalah kaidah-kaidah atau pengaturan hidup yang dasar sumbernya dari wahyu Ilahi. Norma agama merupakan suatu aturan hidup yang harus diterima dari sang Kholik (pencipta) kepada manusia sebagai mahluk (yang diciptakaan) sebagai pedoman baik itu sebagai perintah, larangan atau anjuran lainnya. Norma ini dimaksudkan untuk mencapai kesucian hidup beriman dan sanksinya berasal dari yang maha kuasa. Contoh norma agama ini, diantaranya sebagai berikut:
  • Kewajiban melaksanakan beribadah.
  • Menjauhi larangan, seperti membunuh, mencaci, menyakiti diri sendiri dan orang lain, menghina, mencuri, memfitnah, berjudi, meminum-minuman keras, menipu, dan sebagainya.
  • Melaksanakan anjuran, seperti berbagi harta berupa sumbangan, membantu fakir miskin, memelihara tali persaudaraan, memelihara lingkungan, dan lainnya, tidak membantah terhadap orang tua, dan sebagainya.
  • Berdoa sebelum makan, sebelum tidur, sebelum perjalanan, sebelum belajar, sebelum memasuki tempat ibadah, dan lain-lain.
  • Tidak mencuri barang atau sesuatu yang bukan milik kita.
  • Tidak menghina maupun mencela orang lain.

b. Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan, yaitu norma yang lahir dari hati nurani manusia. Setiap manusia memiliki hati nurani yang merupakan pembeda dari mahluk-mahluk lain ciptaan yang Maha Kuasa. Norma kesusilaan ini sama dengan moral atau akhlak. Norma ini lahir untuk menjaga kesucian atau kebersihan hati nurani serta akhlaq. Adapun sanksinya bagi pelanggar adalah berupa sanksi moral yang lahir dari hati nurani itu sendiri, biasanya berupa penyesalan. Di antara norma kesusilaan yang nampak dalam kehidupan masyarakat, antara lain:
  • Kita harus berlaku jujur;
  • Jangan membuat kegaduhan dalam kehidupan masyarakat;
  • Tidak melakukan penipuan;
  • Jauhi sifat bohong terhadap diri sendiri atau orang lain;
  • Menghargai dan menghormati orang lain;
  • Berlaku adil dan berbuat baik terhadap sesama;
  • Berlaku jujur dan benar, dan lainnya.

c. Norma Kesopanan
Norma Kesopanan, yaitu ketentuan yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan. Norma ini biasanya berupa kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Contoh norma ini, di antaranya sebagai berikut:
  • Bertutur kata yang sopan dengan tidak menyakiti yang lain.
  • Memohon izin untuk memasuki rumah orang lain.
  • Menghormati orang tua.
  • Memberikan kesempatan untuk duduk kepada orang tua, atau orang sakit, dan lainnya ketika di kendaraan umum.
  • Menghormati guru dan lainnya.
  • Tidak berkata kasar dan membentak orang tua.
  • Menaati perintah kedua orang tua.
  • Tidak memaksakan keinginan pada orang yang lebih tua.
  • Berbicara sopan dan baik kepada orang yang lebih tua.
Norma
d. Norma Hukum
Norma Hukum, merupakan ketentuan yang dibuat atau ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang membuat ketentuan tersebut. Norma hukum dibuat untuk mengatur pergaulan manusia untuk mencapai ketertiban dan kedamaian. Setiap manusia dipaksa untuk mematuhi norma hukum, serta diancam diberikan sanksi/hukuman apabila melanggar norma tersebut. Contoh norma ini, di antaranya sebagai berikut:
  • Melakukan penganiayaan kepada orang lain diancam hukuman terdapat dalam KUHP.
  • Melakukan penipuan dalam proses jual beli, apapun barang dan jenisnya diancam dalam KUHP. 
  • Pembunuh diancam dengan hukuman yang sesuai yang terdapat dalam KUHP dan sebagainya.
  • Menaati rambut lalu lintas. Jika melanggar sanksi yang diberikan jika melanggar adalah tilang berupa denda.
  • Membayar pajak tepat waktu. Jika melanggar  sanksi yang diberikan jika melanggar adalah membayar denda.

Demikian pembahasan mengenai Hakikat dan Klasifikasi Norma. Semoga tulisan ini bermanfaat.

BAHASA INDONESIA
 Anak-anak apakah kamu sudah mempelajari tentang kata kerja dalam pelajaran Bahasa Indonesia

Kata kerja atau verba merupakan kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. 

Kita menggunakan kata kerja ketika menyusun kalimat, baik dalam kalimat transitif maupun kalimat intransitif.

Menurut KBBI, transitif bersangkutan dengan kata kerja yang memerlukan objek. Atau dengan kata lain, kalimat transitif adalah kalimat yang memerlukan objek. 

Kebalikannya, kalimat intransitif adalah kalimat tanpa objek langsung atau pelengkap penderita (tentang verba).

Setelah beberapa waktu lalu, teman-teman belajar menyusun kalimat transitif dan intransitif, kali ini kita akan mengenal kata kerja. 

Pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Belajar, kita akan belajar menyebutkan kata dasar yang luluh ketika diberi awalan 'me-'. 

Awalan 'Me-'

Dalam buku Bahasa Indonesia "untuk Kelas IV SD Kurikulum Merdeka Bab 2  dijelaskan fungsi awalan 'me-'. 

Awalan 'me-' merupakan awalan yang dapat mengubah kata dasar dan kata benda menjadi kata kerja. 

Tergantung dari kata dasarnya, awalan 'me-' dapat berubah bentuk menjadi: 

  • 'men-'
  • 'mem-'
  • 'meng-'
  • 'meny-'

Kata dasar dapat luluh ketika diberi awalan 'me-' menjadi bentuk di atas, atau tetap pada bentuk dasarnya meski sudah diberi awalan. 

Kata Dasar yang Luluh Setelah diberi Awalan 'Me-'

Kita akan mencari contoh kata dasar yang luluh ketika diberi awalan 'me-'. 

1. Mendengar 

Mendengar diperoleh dari awalan 'me-' + dengar menjadi mendengar. Artinya kata dasar 'dengar' luluh menjadi 'mendengar'.

Kata kerja 'mendengar' berarti dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga.

2. Menulis

Menulis diperoleh dari awalan 'me-' + tulis menjadi menulis. Artinya kata dasar 'tulis' luluh menjadi 'menulis'.

Kata kerja 'menulis' berarti membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan alat tulis. 

3. Menyuling

Menyuling diperoleh dari awalan 'me-' + suling menjadi menyuling. Artinya kata dasar 'suling' luluh menjadi 'menyuling'. 

Kata kerja 'menyuling' berarti meniup suling.

4. Menyentuh

Menyentuh diperoleh dari awalan 'me-' + sentuh menjadi menyentuh. Artinya kata dasar 'suling' luluh menjadi 'menyentuh'. 

Kata kerja 'menyentuh' berarti mengenai atau menyinggung sedikit. 

5. Menyenggol

Menyenggol diperoleh dari awalan 'me-' + senggol menjadi menyenggol. Artinya kata dasar 'senggol' luluh menjadi 'menyenggol'. 


Kata kerja 'menyenggol' berarti menyentuh atau menyinggung. 

6. Memegang

Memegang diperoleh dari awalan 'me-' + pegang menjadi memegang. Artinya kata dasar 'pegang' luluh menjadi 'memegang'. 

Kata kerja 'memegang' berarti memaut dengan tangan; menggenggam.

7. Mengemudi

Mengemudi diperoleh dari awalan 'me-' + kemudi menjadi mengemudi. Artinya kata dasar 'kemudi' luluh menjadi 'mengemudi'. 

Kata kerja 'mengemudi' berarti izin untuk menjalankan kendaraan bermotor.

8. Mengupas

Mengupas diperoleh dari awalan 'me-' + kupas menjadi mengupas. Artinya kata dasar 'kupas' luluh menjadi 'mengupas'. 

Kata kerja 'mengupas' berarti membuka dengan membuang kulitnya (tentang buah-buahan dan sebagainya).

9. Mendorong

Mendorong diperoleh dari awalan 'me-' + dorong menjadi mendorong. Artinya kata dasar 'dorong' luluh menjadi 'mendorong'. 

Kata kerja 'mendorong' berarti menolak dari bagian belakang atau bagian depan; menyorong.

10. Menyingkir

Menyingkir diperoleh dari awalan 'me-' + singkir menjadi menyingkir. Artinya kata dasar 'singkir' luluh menjadi 'menyingkir'. 

Kata kerja 'menyingkir' berarti menyisih supaya tidak terbentur (tertabrak, tertumbuk, dan sebagainya) oleh orang (kendaraan dan sebagainya).

11. Menyapu

Menyapu diperoleh dari awalan 'me-' + sapu menjadi menyapu. Artinya kata dasar 'sapu' luluh menjadi 'menyapu'. 

Kata kerja 'menyapu' berarti membersihkan dengan sapu, mengusap, menghapus, menyeka. 

12. Menari

Menari diperoleh dari awalan 'me-' + tari menjadi menari. Artinya kata dasar 'tari' luluh menjadi 'menari'. 

Kata kerja 'menari' berarti memainkan tari (menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyi-bunyian).

13. Mengetik

Mengetik diperoleh dari awalan 'me-' + ketik menjadi mengetik. Artinya kata dasar 'ketik' luluh menjadi 'mengetik'. 

Kata kerja 'mengetik' berarti cara menggunakan mesin tik dengan semua jari dari kedua tangan untuk menjamin kecepatan bekerja.

14. Menyalin

Menyalin diperoleh dari awalan 'me-' + salin menjadi menyalin. Artinya kata dasar 'salin' luluh menjadi 'menyalin'. 

Kata kerja 'menyalin' berarti menukar dengan yang lain; mengganti, menulis kembali, meniru. 

15. Menabrak

Menabrak diperoleh dari awalan 'me-' + tabrak menjadi menabrak. Artinya kata dasar 'tabrak' luluh menjadi 'menabrak'. 

Kata kerja 'menabrak' berarti melanggar; menubruk; menumbuk

IPAS

Apakah anak-anak  pernah mengamati perubahan wujud benda? Selain dipelajari pada materi pelajaran di sekolah, perubahan wujud benda sangat dekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Itulah sebabnya kalian perlu mengenal dan memahami materi ini, mulai dari pengertian, sifat- sifat, macam-macam, penyebab, dan contoh- contohnya yang terjadi di sekitar lingkungan. 

Selain dapat menguasai materi pelajaran di sekolah, mengenal dan memahami perubahan wujud benda dapat Grameds manfaatkan teorinya untuk kebutuhan sehari- hari. Berikut ini penjelasan tentang perubahan wujud benda yang perlu disimak:  

Pengertian Perubahan Wujud Benda

Perubahan wujud benda adalah salah satu bentuk terjadinya gejala perubahan pada suatu benda menjadi berbeda wujud dari sebelumnya, baik ukuran, bentuk, warna, dan aroma atau bau nya yang berubah. Proses perubahan bentuk ini dapat terjadi dengan berbagai cara dan beberapa prosesnya dapat dilihat dengan mata telanjang manusia. Wujud benda dapat berupa cair. Gas, atau padat yang memiliki molekul gerak translasi atau gerak pindah tempat dan gerak vibrasi atau bisa saja bergerak di tempat. 

Pada kondisi tertentu suatu zat benda yakni padat, cair, dan gas tidak bisa mempertahankan bentuknya. Itulah sebabnya bisa mengalami perubahan wujud seperti berubah warnanya, berubah bentuknya, dan muncul bau atau aroma lain dari wujud sebelumnya.  Hal tersebut terjadi tentu bukan tanpa sebab, melainkan karena zat benda tersebut dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh panas, suhu, kelembapan, dan sebagainya. 

Perubahan wujud tersebut dapat bersifat atau tidak sementara yang artinya menghasilkan zat yang baru dan tidak bisa dikembalikan lagi pada wujud awalnya. Itulah sebabnya perubahan wujud sebuah benda sangat berkaitan dengan perubahan fisika, kimia, dan biologi yang menjadi penyebab mengapa suatu zat benda dapat berubah menjadi wujud benda yang lain. Pada proses perubahan wujud tersebut ada yang memerlukan kalor atau melepaskan kalor. 

Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan wujud benda ayo kita lakukan percobaan berikut ini di kelas!

Bahan-bahan yang diperlukan:

1. Es batu

2. Susu Cair

3. garam kasar

4. baskom ukuran besar

5. kaleng biskuit

6. lap tangan

7. cangkir plastik dan spatula

ayo simak video berikut ini!

Demikian pembelajaran hari ini, semoga bermanfaat dan diberikan kemudahan dalam memperoleh ilmu 


Kesimpulan kegiatan hari ini: 

Alhamdulillah kegiatan belajar di kelas hari ini berjalan dengan baik dan lancar. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan dengan antusias. Anak-anak memahami dengan baik materi Faktor bilangan dengan baik untuk pelajaran bahasa indonesia, PKN dan IPAS sudah tuntas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisi kisi SAS Kelas. Jumat, 29 November 2024

KISI KISI SAS  Hari, tanggal: Jumat, 29 November 2024  Kelas               : 4B SUMATIF AKHIR SEMESTER 1 (Ganjil)                           ...