Hari/Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2024
Kelas : IV B
Muatan Pelajaran :
1. Matematika : Faktor dan Kelipatan
2. Pendidikan Pancasila : Konstitusi dan Norma di Masyarakat
3. Bahasa Indonesia : Lihat Sekitarku
4. IPAS : Gaya di Sekitar Kita
Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh
Apa kabar anak sholih sholihah…
Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat
Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.
Tujuan Pembelajaran Matematika :
Matematika
Pecahan dengan Pembilang Satu
Membandingkan pecahan yang dimaksud di sini adalah membandingkan nilai (besar atau kecil) suatu pecahan dengan pecahan lainnya.
Pecahan dengan Pembilang Satu
Membandingkan pecahan yang dimaksud di sini adalah membandingkan nilai (besar atau kecil) suatu pecahan dengan pecahan lainnya.Pecahan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pembilang (letaknya di atas garis pembagi) dan penyebut (letaknya di bawah garis pembagi.
Pembilang adalah angka atau nilai yang akan dibagi oleh angka atau nilai penyebut. Sedangkan penyebut adalah angka atau nilai yang menjadi pembagi dari angka atau nilai pembilang.
Nah, cara untuk membandingkan pecahan adalah melihat penyebut dan pembilangnya. Berikut kita simak penjelasannya, ya.
Membandingkan Pecahan dengan Penyebut Sama
Untuk pecahan yang memiliki penyebut sama, kita hanya perlu membandingkan pembilangnya saja, Adjarian.
Semakin besar pembilangnya, maka nilai pecahannya akan semakin besar pula.
Coba teman-teman perhatikan gambar pizza berikut ini.
Kedua pizza di atas sama-sama dibagi menjadi delapan bagian. Artinya, penyebut kedua pecahan atau bagian pizza di atas sama-sama delapan.
Nah, kemudian bandingkan pembilang dari kedua pizza tersebut. Pizza A hanya diarsir satu bagian dan pizza B diarsir empat bagian.
Ini berarti, pizza A (1) lebih kecil dari pizza B (4), atau dapat ditulis dengan 1 < 4.
Jadi, 1/8 lebih kecil dari 4/8, ditulis 1/8 < 4/8.
Membandingkan Pecahan dengan Pembilang Sama
Nah, kalau pecahan dengan pembilang yang sama, dapat dibandingkan dengan melihat penyebutnya.
Semakin kecil penyebutnya, maka nilai pecahannya akan semakin besar (kebalikan).
Coba teman-teman perhatikan gambar di bawah ini.
Pizza A dibagi menjadi delapan bagian (berarti penyebutnya adalah 8) dan pizza B dibagi menjadi empat bagian (berarti penyebutnya adalah 4).
Nah, akan tetapi, kedua pizza tersebut sama-sama hanya diarsir satu bagian, artinya, pembilang kedua pecahan adalah sama, yaitu satu.
Sekarang, coba bandingkan penyebutnya. Pizza A (8) lebih besar dari pizza B (4).
Karena 8 > 4, maka 1/8 < 1/4 atau 1/4 > 1/8.
Contoh Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan bilangan pecahan yang sesuai dengan gambar serta notasi lebih dari ( > ) atau kurang dari ( < ).
Jawab:
1. 2/4 > 1/4
2. 2/6 < 4/6
3. 4/6 > 3/6 > 1/6
4.
a. 1/5 < 3/5
b. 2/4 < 3/4
c. 3/8 > 2/8
d. 5/10 > 2/10
e. 11/13 < 12/13
5. 3/6 meter > 2/6 meter, Jadi tongkat Asep lebih panjang dari tongkat Azizah.
Nah, itulah tadi pembahasan tentang cara membandingkan pecahan dengan penyebut sama dan pecahan dengan pembilang sama.
1. Peserta didik menunjukkan makna sila-sila Pancasila, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; mengenal karakter para perumus Pancasila; menunjukkan sikap bangga menjadi anak Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Anak-anak tentu tahu kalau setiap manusia memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Termasuk juga anak-anak seperti kita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hak adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya).
Hak diartikan pula sebagai kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu.
Sedangkan kewajiban menurut KBBI adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan, atau sebuah keharusan.
Bisa disimpulkan, hak merupakan sesuatu yang harus kita dapatkan dan kewajiban adalah sesuatu yang harus kita kerjakan.
Karena itulah hak dan kewajiban memiliki hubungan yang tak terpisahkan. Kita akan mendapatkan hak, jika kita melaksanakan kewajiban.
Sebagai anak, kita mempunyai dua peran penting, yaitu peran sebagai anak di rumah dan peran sebagai anak/siswa di sekolah.
Berikut ini adalah ringkasan materi hak dan kewajiban anak di rumah dan di sekolah. Yuk, simak!
1. Hak dan Kewajiban Anak di Rumah
Hak:
- Mendapatkan makanan dan minuman
Ini adalah hak dasar anak yang harus didapatkan di rumah. Sebab, makan dan minum adalah kebutuhan dasar anak untuk bertahan hidup.
- Mendapatkan perlindungan dan keamanan
Orang tua atau anggota keluarga lainnya harus memberi perlindungan dan keamanan untuk anak. Misalnya, dengan mencegah anak menggunakan barang di rumah yang bisa membahayakan.
- Mendapatkan kasih sayang
Anak harus mendapatkan kasih sayang baik dari orang tua atau anggota keluarga yang lainnya. Hal ini akan mempererat hubungan anak-anak dengan keluarga di rumah.
- Mendapatkan perawatan dari orang tua
Orang tua memiliki kewajiban untuk merawat anak hingga dewasa. Hal itu menjadikan anak memiliki hak untuk mendapatkan perawatan dan kewajiban untuk menyayangi orang tua.
- Mendapatkan ruang untuk berkomunikasi
Berkumpul dan berkomunikasi bersama keluarga merupakan hak yang juga harus didapatkan oleh anak. Ini membantu agar sesama keluarga bisa saling berdiskusi satu sama lain.
Kewajiban:
- Membersihkan rumah
Sebagai anak kita memiliki kewajiban untuk membantu membersihkan rumah. Bisa dengan melakukan hal sederhana, yaitu merapikan kamar, merapikan mainan, mencuci piring, dan lain-lain.
- Membantu orang tua
Membantu orang tua juga merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh anak. Kita bisa membantu orang tua dengan menanamkan sikap mandiri, agar tak selalu merepotkan orang tua.
- Menjalankan aturan keluarga yang berlaku
Masing-masing keluarga punya aturannya masing-masing. Kita sebagai anak harus menaati aturan keluarga yang telah disepakati.
2. Hak dan Kewajiban Anak di Sekolah
Hak:
- Menerima ilmu pengetahuan dari guru
Kita sebagai anak-anak berhak mendapatkan ilmu dan bimbingan dari guru agar bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas.
- Bertanya pada guru
Terkadang saat belajar, ada beberapa hal yang kurang dimengerti. Kita memiliki hak untuk bertanya pada guru. Tujuannya agar kita bisa memahami pelajaran dengan baik.
- Memanfaatkan fasilitas sekolah
Sebagai siswa, kita memiliki hak untuk menggunakan seluruh fasilitas yang diberikan oleh sekolah. Tentunya dengan catatan, gunakan fasilitas sesuai dengan fungsinya.
Kewajiban:
- Menaati peraturan sekolah
Setiap sekolah punya peraturan yang harus ditaati siswa, guru, dan warga sekolah.
- Selalu hadir tepat waktu ke sekolah
Usahakan untuk selalu hadir tepat waktu ke sekolah. Apabila sakit atau ada keperluan, jangan lupa untuk izin pada pihak sekolah.
- Berperilaku sopan dan santun pada warga sekolah
Berperilaku sopan tidak hanya berlaku untuk siswa pada guru, tapi untuk seluruh warga sekolah.
- Mengikuti seluruh pelajaran dan kegiatan yang ada di sekolah
Mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dan aktif dalam berbagai kegiatan sekolah merupakan kewajiban seorang siswa.
Baca Juga: Hubungan Hak dan Kewajiban Asasi Warga Negara dalam Nilai Dasar Pancasila Sila Ke-1 Hingga Ke-5
- Menjaga nama baik sekolah
Tak hanya di sekolah, kita juga harus menjaga sikap di luar lingkungan sekolah. Sebab apabila kita melakukan hal tak terpuji, itu akan mencemarkan nama baik sekolah.
- Memakai seragam yang sudah ditentukan oleh sekolah
Setiap sekolah memiliki aturan penggunaan seragam. Tentunya kita harus mengikuti aturan ini dengan memakai seragam yang sesuai.
- Tidak merusak fasilitas sekolah
Fasilitas sekolah diberikan memang untuk dimanfaatkan oleh warga sekolah. Namun, kita juga harus berhati-hati saat menggunakannya agar tidak merusak fasilitas sekolah.
Teks prosedur adalah sebuah karya tulis berisi petunjuk teknis. Umumnya, teks prosedur dijadikan panduan untuk menyusun, membuat, atau melakukan sesuatu.
Seperti apa contoh-contoh teks prosedur? Sebelum cari tahu contohnya, cari tahu dulu struktur dan ciri-ciri teks prosedur, yuk!
Struktur Teks Prosedur
Berikut adalah struktur teks prosedur:
1. Judul
Judul biasanya sebagai petunjuk tentang apa yang akan dibuat berdasarkan teks prosedur.
2. Tujuan
Bagian ini berisi tujuan dan merupakan pernyataan pembuka dalam teks prosedur.
3. Alat dan Bahan
Bagian ini berisi alat atau bahan yang dibutuhkan.
4. Langkah-langkah
Bagian ini berisi langkah atau petunjuk yang harus dilakukan dalam melakukan atau membuat sesuatu.
Ciri-Ciri Teks Prosedur
Berikut ciri-ciri teks prosedur:
- Berisi langkah-langkah atau cara pembuatan.
- Menggunakan kalimat perintah.
- Terdapat penjelasan yang sangat detail.
- Menggunakan konjungsi.
- Menggunakan kata kerja aktif.
- Penggunaan kata keterangan.
Kaidah Kebahasaan dalam Teks Prosedur
Berikut ini adalah kaidah kebahasaan dalam teks prosedur:
- Menggunakan kata ajakan seperti, sepantasnya, sebaiknya, hendaknya, sebaiknya, seharusnya, dan sebagainya.
- Menggunakan kata perintah misalnya, tunjukkan, ceritakan, hindari, jadilah, pastikan, dan sebagainya.
- Menggunakan kata kerja aktif misalnya, memasak, membungkus, menyiram, dan sebagainya.
- Menggunakan kata teknis yang berkaitan dengan topik bahasan.
- Menggunakan jenis kata hubung penjumlahan seperti kata, kemudian, setelah, berikutnya, selanjutnya, dan sebagainya.
- Mendeskripsikan petunjuk atau cara penggunaan alat seperti bahan atau alat yang dipakai, jumlah, ukuran, warna, dan sebagainya.
Contoh-Contoh Teks Prosedur
1. Judul
Judul biasanya sebagai petunjuk tentang apa yang akan dibuat berdasarkan teks prosedur.
2. Tujuan
Bagian ini berisi tujuan dan merupakan pernyataan pembuka dalam teks prosedur.
3. Alat dan Bahan
Bagian ini berisi alat atau bahan yang dibutuhkan.
4. Langkah-langkah
Bagian ini berisi langkah atau petunjuk yang harus dilakukan dalam melakukan atau membuat sesuatu.
Ciri-Ciri Teks Prosedur
Berikut ciri-ciri teks prosedur:
- Berisi langkah-langkah atau cara pembuatan.
- Menggunakan kalimat perintah.
- Terdapat penjelasan yang sangat detail.
- Menggunakan konjungsi.
- Menggunakan kata kerja aktif.
- Penggunaan kata keterangan.
Kaidah Kebahasaan dalam Teks Prosedur
Berikut ini adalah kaidah kebahasaan dalam teks prosedur:
- Menggunakan kata ajakan seperti, sepantasnya, sebaiknya, hendaknya, sebaiknya, seharusnya, dan sebagainya.
- Menggunakan kata perintah misalnya, tunjukkan, ceritakan, hindari, jadilah, pastikan, dan sebagainya.
- Menggunakan kata kerja aktif misalnya, memasak, membungkus, menyiram, dan sebagainya.
- Menggunakan kata teknis yang berkaitan dengan topik bahasan.
- Menggunakan jenis kata hubung penjumlahan seperti kata, kemudian, setelah, berikutnya, selanjutnya, dan sebagainya.
- Mendeskripsikan petunjuk atau cara penggunaan alat seperti bahan atau alat yang dipakai, jumlah, ukuran, warna, dan sebagainya.
Contoh-Contoh Teks Prosedur
Contoh Teks Prosedur 1:
(Judul) Membuat Puppet Bobo
(Tujuan) Membuat puppet Bobo untuk perlengkapan mendongeng.
(Alat dan Bahan)
Kita Memerlukan:
- Lembaran bergambar bobo dan keluarga yang ada di majalah Bobo no 49,50, dan 51
- Stik es krim, tusuk sate, sumpit, atau sedotan yang kaku
- Tusuk gigi
- 4 lembar kertas karton ukuran A4
- Lem putih
- Gunting
(Langkah-Langkah) Ini Rahasia Membuatnya:
- Olesi kertas karton dengan lem, lalu tempelkan lembaran bergambar Bobo dan keluarganya, serta properti lainnya.
- Guntinglah gambar mengikuti garis putus-putus di sekitar gambar.
- Guntinglah semua gambar tokoh. Begitu juga properti lainnya.
- Tempelkan stik es krim, tusuk sate, sumpit, atau sedotan yang kaku di belakang potongan gambar.
- Untuk gambar yang kecil gunakan tusuk gigi yang masih utuh atau yang sudah dipotong dua.
Nah, sekarang kita punya puppet atau wayang!
Teman-teman, kalau tidak punya bahan-bahan seperti di atas, kita bisa menggunakan gambar-gambar Bobo dan keluarganya yang lain yang ada di majalah Bobo.
Contoh Teks Prosedur 2:
(Judul) Membuat Kincir Angin
(Tujuan) Siswa bisa memahami cara membuat kincir angin dan pengetahuan dasar mengenai Pembangkin Listrik Tenaga Angin.
(Alat dan Bahan) Alat dan Bahan:
- Gunting
- Penggaris
- Sedotan minuman
- Kertas HVS
- Plastisin
- Pensil
- Pembolong kertas
- Benang kasur 60 cm
- Uang logam
- Penjepit kertas
(Langkah-Langkah) Langkah-Langkah Membuat Kincir Angin:
- Potong kertas HVS dengan ukuran 15 cm x 15 cm.
- Gambar garis diagonal menggambar huruf "X" dari keempat sudutnya.
- Gunakan uang logam untuk menggambar lingkaran di bagian tengah kertas yang sudah digambar garis diagonal tadi.
- Lubangi sudut-sudut kertas menggunakan pembolong kertas.
- Buatlah lubang di bagian tengah lingkaran dengan menggunakan ujung pensil yang runcing.
- Potong garis diagonal sampai di tepi garis lingkarang yang sudah kita gambar.
- Masukkan sedotan melalui lubang di tengah dan lipat sudut-sudut kertas yang sudah dilubangi ke dalam sedotan hingga menyatu.
- Sumbat kedua ujung sedotan menggunakan plastisin. Ini bertujuan untuk menahan kincir angin agar tetap pada tempatnya.
- Ikat benang kasur kira-kira 5 cm dari ujung sedotan. Ikat ujung benang yang lainnya ke penjepit kertas.
- Kemudian hembuskan kincir angin dan amati apa yang terjadi.
IPAS
Transformasi Energi Di Sekitar Kita
Energi adalah daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan yang dilakukan manusia.
Sehingga, energi sangat sering dan selalu digunakan manusia untuk melakukan pekerjaan.
Energi dapat digunakan secara langsung ataupun mengalami perubahan dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Misalnya energi gerak menjadi energi panas, energi panas menjadi energi listrik, dan sebagainya.
Pada pelajaran IPAS kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Belajar, kita akan belajar menyebutkan contoh perubahan energi dalam kegiatan sehari-hari.
Transformasi Energi Di Sekitar Kita
Energi adalah daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan yang dilakukan manusia.
Sehingga, energi sangat sering dan selalu digunakan manusia untuk melakukan pekerjaan.
Energi dapat digunakan secara langsung ataupun mengalami perubahan dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Misalnya energi gerak menjadi energi panas, energi panas menjadi energi listrik, dan sebagainya.
Pada pelajaran IPAS kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Belajar, kita akan belajar menyebutkan contoh perubahan energi dalam kegiatan sehari-hari.
Contoh Perubahan Energi
Berikut ini beberapa contoh perubahan energi dalam kegiatan sehari-hari.
1. Menggunakan setrika listrik untuk merapikan pakaian (energi listrik menjadi panas).
2. Mengisi daya baterai ponsel (energi listrik menjadi kimia).
3. Menyalakan lampu (energi listrik menjadi cahaya).
4. Menggunakan hair dryer (energi listrik menjadi panas).
5. Menggunakan oven (energi listrik menjadi panas).
6. Penggunaan flash kamera (energi cahaya menjadi kimia).
7. Penggunaan panel surya (energi cahaya menjadi listrik).
8. Menggosokkan kedua telapak tangan.
9. Menyalakan mesin (energi gerak menjadi panas).
10. Menjemur pakaian (energi cahaya menjadi panas).
11. Bermain angklung (energi gerak menjadi bunyi).
12. Menggunakan kincir angin (energi gerak menjadi energi listrik).
13. Bermain layang-layang (energi angin menjadi energi gerak).
14. Bermain seruling (energi angin menjadi energi bunyi).
15. Menendang bola (energi gerak untuk menyebabkan perpindahan).
16. Bersepeda (energi kimia menjadi energi gerak).
17. Berjala (energi kimia menjadi energi gerak).
18. Berlari (energi kimia menjadi energi gerak).
19. Menyalakan kendaraan (energi kimia menjadi energi gerak).
20. Menyalakan senter (energi kimia menjadi energi cahaya).
Berikut ini beberapa contoh perubahan energi dalam kegiatan sehari-hari.
1. Menggunakan setrika listrik untuk merapikan pakaian (energi listrik menjadi panas).
2. Mengisi daya baterai ponsel (energi listrik menjadi kimia).
3. Menyalakan lampu (energi listrik menjadi cahaya).
4. Menggunakan hair dryer (energi listrik menjadi panas).
5. Menggunakan oven (energi listrik menjadi panas).
6. Penggunaan flash kamera (energi cahaya menjadi kimia).
7. Penggunaan panel surya (energi cahaya menjadi listrik).
8. Menggosokkan kedua telapak tangan.
9. Menyalakan mesin (energi gerak menjadi panas).
10. Menjemur pakaian (energi cahaya menjadi panas).
11. Bermain angklung (energi gerak menjadi bunyi).
12. Menggunakan kincir angin (energi gerak menjadi energi listrik).
13. Bermain layang-layang (energi angin menjadi energi gerak).
14. Bermain seruling (energi angin menjadi energi bunyi).
15. Menendang bola (energi gerak untuk menyebabkan perpindahan).
16. Bersepeda (energi kimia menjadi energi gerak).
17. Berjala (energi kimia menjadi energi gerak).
18. Berlari (energi kimia menjadi energi gerak).
19. Menyalakan kendaraan (energi kimia menjadi energi gerak).
20. Menyalakan senter (energi kimia menjadi energi cahaya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar