Hari/Tanggal : Senin, 19 Mei 2025
Muatan Pembelajaran :
1. Pendidikan Pancasila : Gotong Royong
2. Bahasa Indonesia : Sehat Ragaku
3. Matermatika : Pengolahan Data
4. SBDP
Tujuan Pembelajaran:
Pendidikan Pancasila
Capaian Pendidikan Pancasila
Peserta didik mampu mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal (RT, RW, desa atau kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; menunjukkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan di lingkungan tempat tinggal dan sekolah.
TP/ATP :
1. Peeserta didik dapat membangun tim dan mengelola gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.
2. Peserta didik dapat memberikan contoh pelaksanaan gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.
3. Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan
1. Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
3. Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
4. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
5. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.
6. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.
7. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
8. Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
9. Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.
10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.
11. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.
12. Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.
ATP :
Melalui kegiatan mendengarkan dan mencatat lagu “Nenek Moyangku”, peserta didik dapat memahami instruksi dan gagasan yang disampaikan secara aural dengan baik. |
Melalui kegiatan menyalin lagu, peserta didik mampu menunjukkan rima dengan tepat |
Melalui kegiatan mengubah kata-kata pada lagu, peserta didik mampu menulis teks berima dengan baik. |
Melalui kegiatan membaca teks dan mengamati peta, peserta didik mampu menemukan informasi dengan baik. |
Melalui kegiatan mendiskusikan silsilah keluarga, peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dalam diskusi. |
Melalui kegiatan menulis asalusul keluarga, peserta didik dapat menuliskan informasi dengan terstruktur. |
Melalui kegiatan membaca teks “Kerja Sama yang Baik”, peserta didik dapat mengidentifikasi dan menyebutkan permasalahan yang dialami tokoh cerita. |
Melalui kegiatan mendiskusikan isi teks, peserta didik mampu menyampaikan pendapat tentang informasi di dalam teks dengan jelas. |
Melalui menuliskan cerita berdasarkan gambar, peserta didik dapat menulis teks narasi secara runtut dengan menggunakan konjungsi. |
Peserta didik dapat melafalkan kata-kata panjang dengan baik ketika membaca nyaring. |
Dengan membaca teks “Batik Besurek”, peserta didik dapat mengenali konjungsi antar kalimat dengan tepat. |
Membaca 1. Melalui kegiatan membaca cerita “Awas!” peserta didik dapat memahami dan menggunakan kata-kata dengan tepat. |
Berdiskusi 2. Melalui berdiskusi, peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya masalah pada cerita “Awas!” dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi. |
Menulis 3. Melalui kegiatan mengemukakan pendapat terhadap kejadian pada cerita “Awas!”, peserta didik menulis argumentasi dengan benar. |
Menyimak 4. Melalui kegiatan menyimak teks yang dibacakan, peserta didik dapat menyimpulkan informasi dan memahami kosakata baru. |
Berdiskusi 5. Melalui kegiatan mendiskusikan isi teks yang dibacakan, peserta didik dapat membandingkan objek dan ciri-cirinya dengan tepat. 6. Melalui kegiatan berdiskusi memilih kendaraan, peserta didik dapat mempresentasikan topik dengan antusias dan intonasi yang menarik. |
Menulis 7. Melalui kegiatan melengkapi kalimat, peserta didik mampu menggunakan awalan ‘ber-’ dengan tepat. 8. Melalui kegiatan menuliskan pengalaman saat bepergian, peserta didik mampu menulis dengan menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat. |
Mengamati 9. Melalui kegiatan mengamati denah, peserta didik dapat mengidentifikasi objek dan lokasi, serta mendeskripsikan cara mencapainya dengan tepat. |
Berdiskusi 10. Melalui kegiatan memberikan petunjuk cara mencapai suatu tempat, peserta didik mampu menyampaikan petunjuk arah dengan tepat. |
Menulis 11. Melalui kegiatan menuliskan perjalanan ke sekolah, peserta didik dapat menulis struktur deskripsi dengan benar. |
Matematika
Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan). |
TP :
Peserta didik dapat menyajikan data dalam bentuk piktogram.
Peserta didik dapat menginterpretasikan data dalam bentuk piktogram
ATP :
Menyelidiki hubungan antar dua besaran yang berubah seiring waktu dan mampu menuliskan perubahannya. |
Menggunakan grafik untuk menunjukkan perubahan dan membaca karakteristik perubahan. |
Menggunakan kalimat matematika untuk menyatakan hubungan antar kuantitas. |
Menyatakan kuantitas mengunakan kalimat, angka, gambar, tabel, dan grafik. |
Menyelidiki hubungan antar dua besaran yang berubah seiring waktu dan mampu menuliskan perubahannya. |
Menggunakan grafik untuk menunjukkan perubahan dan membaca karakteristik perubahan. |
SBDP
Capaian Pembelajaran
1. Mengalami
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengimitasi dan menata bunyi-musik sederhana dengan menunjukkan kepekaan akan unsur-unsur bunyi-musik, baik intrinsik maupun ekstrinsik.
2. Merefleksikan
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengenali diri sendiri, sesama, dan lingkungan yang beragam (berkebinekaan), serta mampu memberi kesan atas praktik bermusik lewat bernyanyi atau bermain alat/media musik baik sendiri maupun bersama-sama dalam beragam bentuk: lisan, tulisan/gambar, atau referensi lainnya.
3. Berpikir dan Bekerja Secara Artistik
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak, mendokumentasikan secara sederhana, dan menjalani kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik sejak dari persiapan, saat bermusik, maupun usai berpraktik musik, serta memilih secara aktif dan memainkan karya musik sederhana secara artistik, yang mengandung nilai-nilai positif dan membangun.
4. Menciptakan
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengembangkan, mengimitasi, dan menata bunyi-musik sederhana menjadi pola baru dengan mempertimbangkan unsur-unsur bunyi-musik intrinsik maupun ekstrinsik.
5. Berdampak bagi diri sendiri dan orang lain
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani, mendokumentasikan kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan bermusik lewat bernyanyi dan memainkan media bunyi-musik sederhana serta mendapatkan pengalaman dan kesan, baik bagi diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
TP/ ATP:
1. Peserta didik mampu mengenali perbedaan bunyi berdasarkan dinamikanya dan bermacam-macam lagu berdasarkan kategorinya.
2. Peserta didik mampu percaya diri dalam menampilkan salah satu lagu dengan dinamika, frasering, dan ekspresi yang baik.
3. Peserta didik mampu menjadi bagian dari sebuah tim aubade dengan baik
MODEL PEMBELAJARAN : PJBL(PROJECT BASED LEARNING)
METODE PEMBELAJARAN : EKSPLORASI
MEDIA/ALAT DAN BAHAN : VIDEO, LKPD , PENSIL, KRAYON.
Pentingnya Kerukunan Hidup, Saling Berbagi, dan Tolong-menolong
Kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat biasanya disebut dengan istilah gotong royong. Gotong royong dilakukan dengan tujuan untuk meringankan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang seberat apapun akan terasa ringan dikerjakannya. Kegiatan gotong royong mengandung nilai kerukunan, saling berbagi, dan tolong-menolong.
Hidup rukun, saling berbagi dan tolong-menolong adalah perbuatan yang mulia dan membuat hidup kita bahagia. Kita dapat mempunyai banyak teman sehingga kita tidak menjadi sedih dan kesepian karena di sekeliling kita banyak teman yang menemani dalam hidup kita. Selain itu, kita menjadi disayangi oleh orang tua, guru, teman, dan anggota masyarakat lainnya. Hidup rukun, saling berbagi dan saling tolong dengan sesama termasuk nilai-nilai gotong royong.
Gotong royong banyak sekali manfaatnya, di antaranya dapat memperingan dan mempercepat pekerjaan selesai, menjalin kerukunan hidup bermasyarakat, dan mempererat rasa persaudaraan Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia kita harus melaksanakan gotong royong dalam seluruh kegiatan yang membutuhkan bantuan orang lain
Pengertian Gotong Royong
Sikap bekerja bersama-sama, tolong-menolong dan saling berbagi dalam menyelesaikan sesuatu hal
Siapa saja yang harus bergotong royong?Setiap orang sebagai warga dalam suatu lingkungan masyarakat. Karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan
Bangsa Indonesia memiliki warisan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah gotong royong. Istilah ini mengandung makna bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Gotong royong bukan sekadar tradisi, tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari kepribadian dan budaya Indonesia yang tetap hidup hingga saat ini.
Nilai-Nilai dalam Gotong Royong
1. Nilai Persatuan Gotong royong menciptakan persatuan. Dengan bekerja bersama masyarakat menjadi satu kesatuan utuh, menyadari bahwa saling ketergantungan memperkuat persatuan.
2 Nilai Kebersamaan Kebersamaan terwujud dalam setiap pekerjaan gotong royong. Contohnya, kegiatan ronda malam yang menciptakan kebersamaan dalam menjaga keamanan lingkungan.
3 Nilai Tolong-Menolong Gotong royong mengajarkan nilai tolong-menolong Masyarakat belajar saling membantu, membuat pekerjaan cepat selesai, dan meningkatkan rasa kebersamaan
4. Nilai Rela Berkorban Kegiatan gotong royong menumbuhkan sikap rela berkorban Masyarakat belajar untuk berkorban demi kebaikan bersama dan menyelesaikan tugas dengan sukarela.
5. Nilai Sosial Gotong royong mencerminkan sifat sosial bangsa Indonesia. Interaksi yang saling membutuhkan memperkuat kehidupan bermasyarakat
Karakteristik Gotong Royong
1 Sifat Dasar Bangsa Indonesia Gotong royong menjadi identitas unik bangsa Indonesia yang membedakannya dari bangsa lain
2. . Rasa Kebersamaan Dalam setiap pekerjaan gotong royong, tercipta kebersamaan yang menguatkan hubungan sosial.
3. Nilai Luhur Turun Temurun Gotonng royong bukan sekadar kebiasaan, melainkan nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi
4. Saling Membantu untuk Kebahagiaan Bersama Gotong royong mengajarkan bahwa dengan saling membantu, kita dapat mencapai kebahagiaan dan kerukunan hidup bersama
Pelaksanaan Gotong Royong Lingkungan Keluarga
1 Membersihkan Rumah Bersama Gotong royong dimulai dari lingkungan keluarga dengan membersihkan rumah bersama.
2. Membantu Ibunda di Dapur Bantuan di dapur menjadi contoh nyata gotong royong di keluarga
3. Mencuci Peralatan Makan Bersama Saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga adalah bentuk gotong royong
Lingkungan Sekolah
1. Melaksanakan Piket Kelas Pixet kelas menjadi wujud gotong royong di lingkungan sekolah
2. Melaksanakan Diskusi Kelas Diskusi kelas membantu memecahkan masalah bersama
3. Berbagi Makanan dan Minuman Berbagi bekal menciptakan kebersamaan di antara teman
4. Kerja Bakti Bersama Gotong royong dalam kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah
Manfaat gotong royong:
1. meringankan pekerjaan
2 pekerjaan akan cepat selesai
3. menjalin kerukunan hidup bermasyarakat
4. mempererat rasa persaudaraan
Lingkungan Masyarakat
1. Melaksanakan Siskamling Siskamling menjaga keamanan lingkungan setempat, menerapkan gotong royong.
2. Kerja Bakti di Lingkungan Bersih-bersih dan perawatan lingkungan sebagai bentuk gotong royong di masyarakat.
3. Membantu Korban Bencana Alam Gotong royong tercermin dalam membantu korban bencana alam
Manfaat Gotong Royong
1. Menciptakan Kebersamaan Gotong royong membentuk ikatan kebersamaan di antara masyarakat.
2. Menumbuhkan Sikap Saling Menolong Kegiatan bersama ini menumbuhkan sikap saling menolong dan kekeluargaan.
3. Membuat Pekerjaan Lebih Ringan dan Cepat Selesai Kolaborasi dalam gotong royong membuat pekerjaan lebih efisien.
4. Mempererat Rasa Persatuan dan Kesatuan Gotong royong memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di masyarakat.
5. Meningkatkan Produktivitas Kerja Dengan gotong royong, produktivitas kerja meningkat karena kolaborasi dan bantuan antarindividu.
6. Menciptakan Lingkungan yang Tentram dan Damai Gotong royong menciptakan lingkungan masyarakat yang tentram, damai, dan harmonis.
BAHASA INDONESIA
Anak anak, dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD, kita akan mempelajari fakta dan opini.
Dalam sebuah kalimat kita sering temukan fakta dan opini. Fakta dan opini memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda.
Nah, untuk mengenali fakta dan opini, yuk, simak perbedaannya berikut ini!
Pengertian Fakta
Fakta merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang nyata atau tanpa ada campuran pendapat, opini atau perspektif.
Fakta memiliki karakteristik yang menampilkan kebenaran secara kebahasaan.
Ciri-Ciri Fakta
1. Data Akurat
Fakta harus memiliki data yang akurat. Dengan menampilkan data yang akurat, kalimat fakta berarti sudah terverifikasi kebenarannya.
Contohnya berupa bilangan statistik, tanggal dan waktu kejadian, pernyataan atau pengakuan, dan hal- hal lain.
2. Bersifat Objektif
Fakta juga harus bersifat objektif. Fakta harus menyatakan pernyataan netral atau tak memihak siapapun yang sedang dibicarakan.
Berikut ini contoh kalimat yang objektif:
Berdasarkan catatan Komnas Perempuan, angka kekerasan pada perempuan pada tahun 2021 meningkat sampai 20 persen lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2020.
3. Telah Benar-Benar Terjadi
Fakta harus menunjukan situasi yang benar-benar terjadi. Jadi, konteks kalimat yang benar-benar terjadi yang ditampilkan dengan kelogisan atau logika berpikir bahwa situasinya benar-benar terjadi.
Pengertian Opini
Opini merupakan kalimat pendapat, pemikiran atau pendirian seseorang saat menghadapi fenomena tertentu berdasarkan perspektifnya.
Sebuah opini bisa terjadi bergantung dari siapa yang mengungkapnya bukan kejadian fakta yang terjadi.
Maka tak heran jika muncul opini yang berbeda-beda sesuai dengan perspektif masing-masing orang.
Ciri-Ciri Opini
1. Mengandung Pendapat Pribadi
Opini memiliki ciri-ciri sebuah pendapat atau pandangan seseorang terhadap sebuah fenomena tertentu.
Oleh karena itu opini banyak ditemukan dengan beragam dalam fenomena tertentu.
Contoh opini mengandung pendapat pribadi, seperti berikut ini: Menurut saya, kecelakaan tersebut disebabkan oleh supir yang lalai.
2. Bersifat Subjektif
Kebalikan dari fakta yang bersifat objektif, maka opini bersifat subjektif karena memang tujuannya untuk memihak salah satu pihak dalam suatu fenomena tertentu.
Subjektif berarti tidak netral karena dikemukakan hanya menurut salah satu pihak.
Contoh kalimat opini yang bersifat subjektif, seperti berikut ini: Saya yakin dia melanggar aturan hukum yang berlaku.
3. Memiliki Kata-Kata yang Sifatnya Relatif
Opini juga memiliki kata-kata yang sifatnya relatif atau kata dan frasa yang bisa berubah tergantung dari siapa yang mengucapkannya.
Pada Pembelajaran Bab VIII Sehatlah Ragaku muatan Bahasa Indonesia Kelas IV kita akan belajar mengasah kreativitas dengan membuat alat pengingat minum sederhana. Pengingat minum ini dapat digunakan untuk mengingatkan siswa akan pentingnya minum air setiap hari.
Tubuh manusia sangat membutuhkan asupan air putih. Selain karena sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air, konsumsi air putih dibutuhkan agar organ tubuh bisa bekerja maksimal. Orang dewasa umumnya membutuhkan 2 liter atau sekitar 8 gelas air putih setiap hari.
Mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup, bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Sebaliknya, kekurangan konsumsi air putih dapat mengakibatkan seseorang mengalami dehidrasi alias kekurangan cairan dalam tubuh.
Minum air putih membantu kelancaran metabolisme tubuh kita. Secara sederhana, metabolisme adalah proses tubuh mencerna makanan/minuman yang kita konsumsi, menyerap zat-zat yang diperlukan tubuh, lalu membuang zat-zat sisa yang tidak diperlukan. Sisa ini dikeluarkan melalui keringat, urine, atau feses. Proses ini akan lebih lancar jika kita mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup.
Di dalam teks “Pentingnya Air bagi Tubuh Kita” dikatakan bahwa kita harus minum air putih dalam jumlah yang cukup supaya tidak dehidrasi. Namun, terkadang kita lupa sudah berapa banyak air putih yang kita konsumsi hari ini.
Untuk membantu kalian mengingatnya, buatlah bagan “Pengingat Minum”. Pengingat Minum ini tidak harus memiliki gambar botol. Biarkan peserta didik berkreasi menghias karyanya.
A. Alat dan Bahan:Beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat alat pengingat minum antara lain sebagai berikut :- Kertas karton kira-kira seukuran A4
- Alat tulis
- Alat pewarna
- Gunting atau pisau pemotong
- Selotip
B. Cara MembuatUntuk membuat Pengingat Minum ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar pengingat minum tersebut dapat berfungsi dengan baik. Beberapa langkah membuat alat pengingat minum adalah sebagai berikut :- Buatlah kertas karton menjadi dua bagian
- Buatlah garis-garis pada kertas A dengan jarak 1 cm dan tuliskan angka 0-8
- Guntinglah kertas A dan B sesuai garis putus-putus
- Warnai kertas B dengan warna kesukaan kalian
- Potong sisi kertas B menjadi 3 bagian
- Selipkan kertas B ke dalam kertas A seperti pada gambar
- Rekatkan bagian terputus pada kertas B dengan selotip
- Hiaslah kertas A dengan gambar kalian.
- Tuliskan Judul Pengingat Minum dan nama kalian
- Geser kertas B ke bawah kemudian geser ke atas setiap kalian minumsatu gelas air
- Lakukan setiap hari mulai dari 0 setiap harinya
Demikian pembahasan mengenai Kreativitas Membuat Pengingat Minum. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IV, Kemendikbud.Matematika
Anak anak, dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD, kita akan mempelajari fakta dan opini.
Dalam sebuah kalimat kita sering temukan fakta dan opini. Fakta dan opini memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda.
Nah, untuk mengenali fakta dan opini, yuk, simak perbedaannya berikut ini!
Pengertian Fakta
Fakta merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang nyata atau tanpa ada campuran pendapat, opini atau perspektif.
Fakta memiliki karakteristik yang menampilkan kebenaran secara kebahasaan.
Ciri-Ciri Fakta
1. Data Akurat
Fakta harus memiliki data yang akurat. Dengan menampilkan data yang akurat, kalimat fakta berarti sudah terverifikasi kebenarannya.
Contohnya berupa bilangan statistik, tanggal dan waktu kejadian, pernyataan atau pengakuan, dan hal- hal lain.
2. Bersifat Objektif
Fakta juga harus bersifat objektif. Fakta harus menyatakan pernyataan netral atau tak memihak siapapun yang sedang dibicarakan.
Berikut ini contoh kalimat yang objektif:
Berdasarkan catatan Komnas Perempuan, angka kekerasan pada perempuan pada tahun 2021 meningkat sampai 20 persen lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2020.
3. Telah Benar-Benar Terjadi
Fakta harus menunjukan situasi yang benar-benar terjadi. Jadi, konteks kalimat yang benar-benar terjadi yang ditampilkan dengan kelogisan atau logika berpikir bahwa situasinya benar-benar terjadi.
Pengertian Opini
Opini merupakan kalimat pendapat, pemikiran atau pendirian seseorang saat menghadapi fenomena tertentu berdasarkan perspektifnya.
Sebuah opini bisa terjadi bergantung dari siapa yang mengungkapnya bukan kejadian fakta yang terjadi.
Maka tak heran jika muncul opini yang berbeda-beda sesuai dengan perspektif masing-masing orang.
Ciri-Ciri Opini
1. Mengandung Pendapat Pribadi
Opini memiliki ciri-ciri sebuah pendapat atau pandangan seseorang terhadap sebuah fenomena tertentu.
Oleh karena itu opini banyak ditemukan dengan beragam dalam fenomena tertentu.
Contoh opini mengandung pendapat pribadi, seperti berikut ini: Menurut saya, kecelakaan tersebut disebabkan oleh supir yang lalai.
2. Bersifat Subjektif
Kebalikan dari fakta yang bersifat objektif, maka opini bersifat subjektif karena memang tujuannya untuk memihak salah satu pihak dalam suatu fenomena tertentu.
Subjektif berarti tidak netral karena dikemukakan hanya menurut salah satu pihak.
Contoh kalimat opini yang bersifat subjektif, seperti berikut ini: Saya yakin dia melanggar aturan hukum yang berlaku.
3. Memiliki Kata-Kata yang Sifatnya Relatif
Opini juga memiliki kata-kata yang sifatnya relatif atau kata dan frasa yang bisa berubah tergantung dari siapa yang mengucapkannya.
- Kertas karton kira-kira seukuran A4
- Alat tulis
- Alat pewarna
- Gunting atau pisau pemotong
- Selotip
- Buatlah kertas karton menjadi dua bagian
- Buatlah garis-garis pada kertas A dengan jarak 1 cm dan tuliskan angka 0-8
- Guntinglah kertas A dan B sesuai garis putus-putus
- Warnai kertas B dengan warna kesukaan kalian
- Potong sisi kertas B menjadi 3 bagian
- Selipkan kertas B ke dalam kertas A seperti pada gambar
- Rekatkan bagian terputus pada kertas B dengan selotip
- Hiaslah kertas A dengan gambar kalian.
- Tuliskan Judul Pengingat Minum dan nama kalian
- Geser kertas B ke bawah kemudian geser ke atas setiap kalian minumsatu gelas air
- Lakukan setiap hari mulai dari 0 setiap harinya
A. MENGUMPULKAN DATAData merupakan catatan informasi yang diperoleh berdasarkan fakta. Datadapatdikumpulkan dengan cara berikut. Wawancara dengan narasumber Membuat dan menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh narasumber Mengumpulkan data dari sumber data yang sudah adaContoh kegiatan pengumpulan data :Nina mengumpulkan data warna kesuakaan dari lima orang temannya dengancarabertanya langsung. Berikut data yang diperoleh Nina. Warna kesukaan Deli : hijau Warna kesukaan Lani : merah Warna kesukaan Made : biru Warna kesukaan Joni : hitam Warna kesukaan Toni : kuning
B. DATA DALAM BENTUK TABEL MEMBACA DAN MENAFSIRKAN DATATabel merupakan daftar yang berisi suatu data atau informasi yang disusundalambentuk baris dan kolom. Data yang disajikan dalambentuk tabel dapatmempermudah kita dalam membaca dan menafsirkan data tersebut. Contoh :Tabel berikut menyajikan data berat badan balita yang ditimbang di PosyanduMawar.Berat Badan Banyak Balita10 kg 1211 kg 1812 kg 1613 kg 2014 kg 1015 kg 15Berikut cara membaca data dalam tabel tersebut. Banyak balita yang berat badannya 10 kg ada 12 anak Banyak balita yang berat badannya 11 kg ada 18 anak Banyak balita yang berat badannya 12 kg ada 16 anak Banyak balita yang berat badannya 13 kg ada 20 anak Banyak balita yang berat badannya 14 kg ada 10 anak Banyak balita yang berat badannya 15 kg ada 15 anakSelain membaca data, kita juga dapat menafsirkan atau menjelaskaninformasipenting tentang data tersebut yang tidak tertulis pada tabel. Misalnya, informasitentang data terbesar dan terbesar, selisih banyak data, atau jumlah data tersebut.Contoh :Berdasarkan data berat badan balita yang disajikan pada tabel di atas, kitadapatmenafsirkan beberapa informasi berikut : Berat badan terkecil yang dimiliki balita di Posyandu Mawar adalah 10kg Berat badan terbesar yang dimiliki balita di Posyandu Mawar adalah 15kg Selisih banyak balita yang memiliki berat badan 12 kg dan 14 kg adalah16- 10=6 anak Jumlah seluruh balita yang ditimbang di Posyandu Mawar adalah 12+18+16+20 + 10 + 15 = 91 anak MENYAJIKAN DATALangkah-langkah menyajikan data dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut : Kelompokkan data secara berurutan Hitunglah banyak setiap data yang sama Tuliskan setiap kelompok data beserta banyaknya dalamtabelContoh :Berikut data nomor sepatu 20 siswa kelas IV SD Mandiri. 36 36 34 35 35 31 34 38 33 3332 34 37 36 34 35 37 36 38 33Sajikan data nomor sepatu tersebut dalam bentuk tabel!Penyelesaian :Kelompokkan dan hitunglah banyak setiap nomor sepatu pada data tersebut dariyang terkecil secara berurutan. Nomor sepatu 31 ada 1 Nomor sepatu 32 ada 1 Nomor sepatu 33 ada 3 Nomor sepatu 34 ada 4 Nomor sepatu 35 ada 3 Nomor sepatu 36 ada 4 Nomor sepatu 37 ada 2 Nomor sepatu 38 ada 2LATIHAN: Tulisakan data yang telah dikelompokkan tersebut dalam bentuk tabel dan diagram batang!
Seni Musik Pada pembelajaran Seni Musik Kelas IV Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka terdapat kegiatan membuat grup musik/ansambel. Tujuan kegiatan pembelajaran kali ini adalah peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah tim. Peserta didik dapat menggabungkan permainan alat musik ritmis dan melodis. Peserta didik dapat mengkreasikan sebuah lagu sederhana baik secara irama maupun melodi. Peserta didik dapat menyajikan sebuah pertunjukan yang terkonsep.
Musik AnsambelMusik ansambel adalah sajian musik yang terdiri dari campuran beberapa alat musik yang dipilih serta mengandung unsur ritmis, melodis, dan harmonis. Ansambel juga dikenal sebagai suatu rombongan musik. Sementara menurut kamus musik, ansambel merupakan kelompok kegiatan musik dengan jenis kegiatan seperti yang tercantum dalam sebutannya. Beberapa bentuk musik ansambel antara lain :- Ansambel Sejenis. Musik ansambel sejenis dipahami sebagai bentuk penyajian musik ansambel dengan menggunakan alat–alat musik sejenis. Alat musik yang digunakan dapat berupa alat-alat musik ritmis atau melodis misalnya gitar, trumpet, rekorder, pianika, atau alat-alat musik ritmis seperti drum, tamborin dan sebagainya. Contoh ansambel sejenis, yaitu: Ansambel recorder, maka semua penyajian ansambel memainkan alat musik yang sama, yaitu recorder. Ansambel gitar, maka pemain semua bermain gitar.
- Ansambel Campuran. Musik ansambel campuran adalah penyajian musik ansambel dengan menggunakan beberapa jenis alat musik atau bermacam-macam jenis alat musik. Contoh alat musik ansambel campuran adalah biola, cello, viola, contra bass, dan simbal. Pada ansambel campuran terdapat alat musik yang bermain sebagai harmonis atau alat musik yang berfungsi sebagai melodis dan juga ritmis.
Musik dapat memberikan dampak nyata pada manusia seperti menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya. Musik dapat memberikan kepuasan jasmani dan rohani (Sardi:1995), bahkan secara tidak langsung musik dapat membentuk beberapa sikap seperti kreatif, sikap tertib (Steiner dalam Dewantoro : 1962), pengendalian diri (Plato dalam Prier:2002), konstruktif, dinamis, dan berani (Madaule :2002) (Merrit:2003).
Berdasarkan pemikiran tersebut, kegiatan pembelajaran kali ini tidak lagi menitikberatkan pada pengembangan aspek pengetahuan secara individu, tetapi lebih kepada aspek pengembangan sikap, kreativitas, dan keterampilan dalam bekerja secara tim dalam format musik ansambel.
Materi yang akan disajikan adalah materi lagu anak ataupun daerah yang memiliki rentang interval tidak lebih dari interval oktaf atau delapan. Irama yang terkandung juga tidak mengandung banyak ketukan not seperenambelasan dan sinkopasi yang tajam, bernada dasar dalam tangga nada mayor, bersukt2/4 atau 4/4, dan memiliki tempo yang berjalan (andante) atau sedang(moderato). Contoh: "Lagu Paman Datang", "Cicak di Dinding", "Tokecang", dan "Gundhul Pacul".
1. Lagu Cicak2. Lagu Paman Datang3. Tokecang4. Gundul Pacul
- Ansambel Sejenis. Musik ansambel sejenis dipahami sebagai bentuk penyajian musik ansambel dengan menggunakan alat–alat musik sejenis. Alat musik yang digunakan dapat berupa alat-alat musik ritmis atau melodis misalnya gitar, trumpet, rekorder, pianika, atau alat-alat musik ritmis seperti drum, tamborin dan sebagainya. Contoh ansambel sejenis, yaitu: Ansambel recorder, maka semua penyajian ansambel memainkan alat musik yang sama, yaitu recorder. Ansambel gitar, maka pemain semua bermain gitar.
- Ansambel Campuran. Musik ansambel campuran adalah penyajian musik ansambel dengan menggunakan beberapa jenis alat musik atau bermacam-macam jenis alat musik. Contoh alat musik ansambel campuran adalah biola, cello, viola, contra bass, dan simbal. Pada ansambel campuran terdapat alat musik yang bermain sebagai harmonis atau alat musik yang berfungsi sebagai melodis dan juga ritmis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar