Rabu, 10 September 2025

Materi Ajar kelas 4 Fatimah Az-zahra kamis 11 september 2025

 Materi Ajar              : Kamis, 11 September 2025

Hari/Tanggal                   :  Kamis, 11 September 2025

Kelas                                : IV Fatimah Az Zahra



Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Apa kabar anak sholih sholihah…

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat

 Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.


1. PAK            

         

Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi.

Pendidikan anti korupsi adalah program pendidikan tentang korupsi yang bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kepedulian warganegara terhadap bahaya dan akibat dari tindakan korupsi.

Pendidikan anti korupsi diberikan agar terciptanya generasi muda yang dengan sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan juga mengetahui sanksi-sanksi yang akan diterima jika seseorang melakukan korupsi.

 2. Matematika                         
Capaian pembelajaran : Elemen Bilangan: Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000.

MATERI AJAR MATEMATIKA

Perkalian adalah operasi hitung penjumlahan berulang dari suatu bilangan.

Nah, kalau bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat positif yang dimulai dari angka 0.

Perkalian bilangan cacah umumnya dilakukan seperti perkalian bilangan lainnya, Adjarian.

Hanya saja perkalian bilangan cacah yang nilainya lebih besar biasanya lebih mudah dihitung dengan cara bersusun.

"Perkalian bilangan cacah lebih mudah dihitung dengan cara bersusun."

Langkah-Langkah Perkalian Bilangan Cacah

Perkalian bulangan cacah dengan cara bersusun dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perkalian cara bersusun dengan menyimpan.

2. Perkalian cara bersusun tanpa menyimpan.

Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Menyimpan

Berikut contoh perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun menyimpan. Contoh 47x9. Nah, berikut cara penyelesaiannya. Perkalian adalah operasi hitung penjumlahan berulang dari suatu bilangan. Nah, kalau bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat positif yang dimulai dari angka 0. Perkalian bilangan cacah umumnya dilakukan seperti perkalian bilangan lainnya, Adjarian. Hanya saja perkalian bilangan cacah yang nilainya lebih besar biasanya lebih mudah dihitung dengan cara bersusun. Yuk, kita pelajari langkah-langkah perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun!


"Perkalian bilangan cacah lebih mudah dihitung dengan cara bersusun." Langkah-Langkah Perkalian Bilangan Cacah.

Perkalian bulangan cacah dengan cara bersusun dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perkalian cara bersusun dengan menyimpan.

2. Perkalian cara bersusun tanpa menyimpan

Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Menyimpan

Berikut contoh perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun menyimpan. Contoh 47x9. Nah, berikut cara penyelesaiannya

7x9=63

Angka 3 ditulis pada tempat nilai satuan dan angka 6 disimpan.

4 x 9 = 36.

36+ angka yang disimpan = 36+6=42. Jadi 47 x 9 = 423.

"perkalian susun menyimpan dilakukan dengan cara menyimpan angka."

Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Tanpa Menyimpan

Contoh 12 x 4. Berikut cara penyelesaiannya.

seperti perkalian bilangan lainnya, Adjarian. Hanya saja perkalian bilangan cacah yang nilainya lebih besar biasanya lebih mudah dihitung dengan cara bersusun. Yuk, kita pelajari langkah-langkah perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun!


"Perkalian bilangan cacah lebih mudah dihitung dengan cara bersusun." Langkah-Langkah Perkalian Bilangan Cacah.

Perkalian bulangan cacah dengan cara bersusun dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perkalian cara bersusun dengan menyimpan.

2. Perkalian cara bersusun tanpa menyimpan

Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Menyimpan


Berikut contoh perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun menyimpan. Contoh 47x9. Nah, berikut cara penyelesaiannya

7x9=63

Angka 3 ditulis pada tempat nilai satuan dan angka 6 disimpan.

4 x 9 = 36.


36+ angka yang disimpan = 36+6=42. Jadi 47 x 9 = 423.

"Perkalian susun menyimpan dilakukan dengan cara menyimpan angka."

Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Tanpa Menyimpan

Contoh 12 x 4. Berikut cara penyelesaiannya.





3. Bahasa Indonesia       :  

Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menyimak:
1. Murid mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Murid mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

Membaca dan memirsa:
3. Murid mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
4. Murid mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa mengenai hal-hal menarik di lingkungan sekitar
5. Murid mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
6. Murid mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif dan teks narası

Berbicara dan mempresentasikan:
7. Murid mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
8. Murid mampu terlibat secara aktif dalam suatu percakapan dan diskusi sesuai tata cara.
9. Murid mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi mengenai hal hal menarik di lingkungan sekitar.

Menulis:
10. Murid mampu menulis berbagai teks dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi mengenai hal-hal menarik di lingkungan sekitar.
11. Murid mampu menggunakan kaidah sederhana kebahasaan dan kosakata baru yang memiliki makna denotatif untuk menulis teks sesuai dengan konteks.
12. Murid terampil menulis kalimat dalam tulisan Latin dan tegak bersambung.

tujuan pembelajaran:
Murid dapat menentukan gaya yang ada di lingkungan sekitar kita
Murid dapat menentukan perkalian bilangan cacah sampai 100
-Murid dapat menentukan dan menyusun katalimat majemuk

Jenis-Jenis dan Contoh Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk dibagi menjadi empat jenis, yaitu kalimat majemuk setara, rapatan, campuran, dan bertingkat. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara terdiri dari klausa-klausa yang memiliki hubungan setara. Kata penghubung atau konjungsi yang biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara adalah konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, dan kemudian. Berikut adalah jenis-jenis dari kalimat majemuk setara beserta contohnya.

a. Kalimat majemuk setara sejalan

Terdiri dari dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan sejalan. Dihubungkan oleh konjungsi, seperti dan, lalu, ketika, sementara. Contohnya:

Ani sedang menggambar dan Budi mandi.

Feri main di depan rumah, lalu makan masakan ibunya.

Kereta bayi itu didorong ayah ketika menemani ibu membeli baju.


b. Kalimat majemuk setara berlawanan

Terdiri dari dua klausa atau lebih yang saling berlawanan. Dihubungkan oleh kata hubung tetapi, melainkan, sedangkan. Contohnya:

Meri tidak pernah lupa menabung, sedangkan Feri selalu menghabiskan uangnya.

Jono baru saja sampai rumah, tetapi adiknya tidak ada di rumah.

Ayah tidak membeli mobil baru, melainkan mobil bekas.


c. Kalimat majemuk setara hubungan sebab-akibat

Terdiri dari dua klausa yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Dihubungkan oleh konjungsi sebab, karena, sehingga, maka. Contohnya:

Roni memakan makanan terlalu pedas, sehingga ia jadi diare.

Sinta bangun kesiangan, sebab ia tidur terlalu malam kemarin.

Nita mampu menjadi juara kelas karena ia selalu belajar dengan tekun.


d. Kalimat majemuk setara penguat

Kalimat ini memiliki klausa yang berfungsi sebagai penguat klausa lainnya.

Contohnya:

Pak Rudi memang terkenal pelit, terlebih pada orang yang tidak ia sukai.

Andi sudah sering ditegur, bahkan ia mendapatkan SP dari atasannya.

Fuad adalah anak yang sopan, terlebih pada orang tua.


e. Kalimat majemuk setara pemilihan

Kalimat majemuk ini memiliki dua klausa atau lebih yang merupakan pilihan.

Contohnya:

Anak itu bisa mendapatkan beasiswa berupa uang pesangon atau belanja buku setiap bulan.

Saya harus membersihkan rumah terlebih dahulu atau tidak diijinkan untuk menonton konser nanti malam.

Ratih menjadi bingung harus pergi bersama Galih atau Sari.


f. Kalimat majemuk setara berurutan

Kalimat majemuk setara berurutan merupakan kalimat majemuk yang memiliki kelompok kata yang saling berurutan. Contohnya:

Ali akan belanja sayur dahulu sebelum pulang ke rumah.

Sesudah berdagang di pasar kemudian ibu melakukan tugasnya di rumah.

Ani akan berkunjung ke rumah pamannya dulu setelah itu ia akan pergi ke rumah temannya.

2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk dijadikan sebagai satu kalimat utuh. Biasanya, kalimat ini akan dipisah atau digabung dengan menggunakan tanda baca koma (,). Konjungsi yang biasa digunakan pada kalimat majemuk rapatan, antara lain dan, juga, serta, dan lain lain. 
Contohnya: Diah membeli sayur. Diah membeli gula. Diah membeli beras.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Diah membeli sayur, gula, dan beras.
Ayah memakan sayur bayam. Ayah memakan tempe. Ayah memakan tahu. Kalimat ini dapat digabung menjadi Ayah memakan sayur bayam, tahu, dan tempe.
Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki anak kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun). Kalimat ini juga kerap disebut sebagai kalimat kompleks.

Konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk bertingkat adalah konjungsi yang tidak setara, seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena, sehingga, sebab, maka, ketika, apabila, bahwa, dan sebagainya. Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.

a. Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi yang menandakan waktu, seperti sejak, sebelum, ketika, sesudah, sampai, saat, dan lain-lain. 
Contohnya:
Nisa pergi ke warung, ketika Alya berkunjung kerumahnya.
Ani datang ke rumah Alya sampai ibu Alya pulang dari kantor.
Saat ibu pulang dari pasar, Feri belum ada di rumah.

b. Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi syarat yang menjelaskan suatu kondisi harus dipenuhi oleh kondisi lain. Konjungsi yang dimaksud, antara lain apabila, jika, seandainya, asalkan.
 Contohnya:
Aku pasti juara satu seandainya kemarin aku rajin belajar.
Aku pasti bermain ke rumahmu apabila aku punya waktu luang.
Apabila ayah membeli makan siang, aku akan mentraktirnya makan malam.

c. Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan menggunakan kata penghubung yang menyatakan tujuan/maksud kedepannya, seperti agar, supaya, biar, dan lain-lain. 
Contohnya:
Doni bekerja dengan keras agar bisa menutupi kebutuhan keluarganya.
Fani pergi kesekolah biar mendapat pujian dari bibinya.
Supaya menjadi juara 1, Doni selalu belajar dan mengerjakan PR

d. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan
Kalimat ini dihubungkan menggunakan konjungsi yang menyatakan perbandingan, seperti ibarat, daripada, bagaikan, seperti, laksana, dan lainnya. 
Contohnya:
Seperti pinang di belah dua, mukanya sangat mirip dengan kakaknya Gani lebih memilih fisika, daripada kimia.
Bagaikan langit dan bumi, Risa sangat berbeda dengan kakak pertamanya.

e. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perlawanan (konsesif)
Kalimat ini memiliki kata konjungsi yang menyatakan hubungan perlawanan, seperti walaupun, kapanpun, biarpun, dan lain-lain. Contohnya:
Meskipun dirinya sekarang menjomblo, dirinya tidak merasa kesepian.
Usahanya memang sudah gagal, meskipun ia sudah bekerja sekeras mungkin. Ayah selalu siap kapanpun ibu membutuhkan bantuan.

f. Kalimat majemuk bertingkat hubungan sangkalan
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menyatakan sangkalan, seperti seakan-akan, seolah-olah, dan lain-lain.
 Contoh:
Terkadang orang yang berbicara menyakiti orang lain seolah-olah hanya dirinyalah yang hidup di muka bumi ini.
Fani bertengkar dengan Tias, seakan-akan semua emosinya diluapkan.

Joko memakan semua makanan di meja, seakan-akan ia belum makan selama satu tahun.

g. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebab
Kalimat ini menjelaskan mengenai hubungan sebab dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung sebab, karena, oleh karena, dan lain-lain.
 Contohnya:
Dia sedang merasa senang karena ibunya yang sudah lama pergi kini sudah pulang dari arab.
Rangga menderita penyakit jantung karena dia suka menghisap rokok.
Oleh karena terlalu sering berolahraga, kaki ayah jadi kram dan pegal-pegal.

h. Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat
Kalimat ini menggunakan kata konjungsi yang menyatakan akibat, seperti sampai-sampai, maka, sehingga, dan lain-lain. Contohnya:
Andi memukul Alya, sehingga ibu Alya marah kepada Andi.
Andi memarahi ibunya sampai-sampai Fani menangis tersedu.
Karena lapar, maka ular itu memakan ayam.

i. Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara
Kalimat ini menjelaskan keterangan cara dari anak kalimat ke induk kalimat.
Biasanya kalimat ini menggunakan kata "dengan".
 Contohnya:
Ani belajar menggunakan laptop dengan dibantu oleh kakaknya.
Ina belajar bahasa Inggris dengan menggunakan kamus bahasa.
Dengan menggunakan telepon, Rudi menyampaikan rasa rindu pada kekasihnya.

j. Kalimat majemuk bertingkat hubungan alat
Kalimat majemuk jenis ini terdapat penjelasan mengenai cara atau alat yang digunakan dalam kejadian, biasanya ditandai dengan konjungsi, seperti dengan atau tanpa. 
Contohnya:
Menteri Keuangan mengontrol perekonomian dengan menaikkan pajak bagi rakyat.
Kompor listrik bisa menghangatkan makanan tanpa menggunakan api.
Gisela menjemur pakaian di halaman belakang dengan menggunakan jemuran yang terbuat dari tali.

k. Kalimat majemuk bertingkat hubungan hasil
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menunjukkan hasil, berupa kata "makanya".
Contohnya:
Fani anak yang nakal makanya ibunya tidak suka memberi saran tegas untuk Fani. Andi anak yang malas makanya guru sering menegur Andi dengan nada tegas Juju selalu belajar makanya ia jadi juara satu di kelasnya.

I. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelasan
Kalimat ini menjelaskan makna atau penjelasan yang didapat dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung "bahwa".
 Contohnya:
Ani berbicara dengan Ria bahwa seseorang telah menculik adiknya saat pulang sekolah.
Ani belajar untuk mandiri setelah mendengar saran dari ayahnya bahwa menjadi orang mandiri akan membawanya lebih sukses.
Pembawa acara berita tersebut sangat semangat menjelaskan kronologi kecelakaan bahwa ada mobil menabrak rumah warga di pinggir jalan.


m. Kalimat majemuk bertingkat hubungan kenyataan
Kalimat ini memiliki kata konjungsi, seperti padahal dan sedangkan.
 Contohnya:
Ani bermain ponsel padahal adiknya menagis-nangis mencarinya. Dian pergi ke Jakarta sedangkan ibunya di kampung sendirian tanpa saudara. Kerajinan tangan ini sangat mudah padahal pembuatannya rumit.

n. Kalimat majemuk bertingkat hubungan atribut
Kalimat ini menggunakan kata penghubung "yang".
 Contohnya:
Dia yang makan pisang itu adalah adik saya.
Ibu yang memakai baju biru itu adalah ibu saya.
Masalah yang menimpa Runi sangat pelik.

4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu, kalimat majemuk campuran memiliki ciri, yaitu terdiri dari tiga klausa dalam satu kalimatnya. 
Contohnya:
Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam negeri.
Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini, tetapi rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.
Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek dan harus tidak naik kelas.


 4. Seni Rupa

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat Mengetahui teknik pembuatan tekstur

CP Seni Rupa :Pada akhir Fase B, peserta didik mampu membuat karya seni rupa dengan menggunakan hasil pengamatan, pengalaman, perasaan, dan minatnya, dengan mengaplikasikan unsur-unsur rupa dan prinsip desain, serta menggunakan alat dan bahan dasar yang tersedia secara mandiri. Peserta didik juga mampu menjelaskan suatu karya seni dan proses penciptaannya dengan menggunakan kosakata seni rupa yang telah dipelajari.

Seni Rupa
https://youtube.com/shorts/gY8XuYTpTpk?si=5QbCH5bfUwZ6FWZ9

Atau klik disini untuk melihat video : https://youtube.com/shorts/gY8XuYTpTpk?si=5QbCH5bfUwZ6FWZ9

*Pengertian Tekstur*
Tekstur adalah kesan atau rasa yang dapat dirasakan pada permukaan suatu benda atau karya seni. Tekstur dapat dibuat dengan berbagai teknik untuk menciptakan kesan yang berbeda-beda.

*Teknik Pembuatan Tekstur*
1. *Teknik Gosok*: Menggunakan alat seperti pensil, crayon, atau pastel untuk menciptakan tekstur dengan cara menggosok permukaan kertas.
2. *Teknik Semprot*: Menggunakan cat semprot atau alat lainnya untuk menciptakan tekstur yang kasar atau halus.
3. *Teknik Tempel*: Menggunakan bahan seperti kertas, kain, atau benda lainnya untuk menciptakan tekstur dengan cara menempelkannya pada permukaan karya seni.
4. *Teknik Pahat*: Menggunakan alat pahat untuk menciptakan tekstur pada bahan seperti kayu atau batu.
5. *Teknik Cetak*: Menggunakan teknik cetak untuk menciptakan tekstur pada permukaan kertas atau kain.

*Contoh Pembuatan Tekstur*
1. Membuat tekstur kasar dengan menggunakan crayon dan teknik gosok.
2. Membuat tekstur halus dengan menggunakan cat air dan teknik semprot.
3. Membuat tekstur timbul dengan menggunakan teknik tempel dan bahan seperti kertas atau kain.

*Aktivitas Pembelajaran*
1. Siswa dapat membuat karya seni dengan menggunakan teknik pembuatan tekstur yang berbeda-beda.
2. Siswa dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan tekstur yang ada pada karya seni.
3. Siswa dapat membuat karya seni dengan menggunakan bahan-bahan alami untuk menciptakan tekstur yang unik.

Dengan memahami teknik pembuatan tekstur, siswa dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan seni rupa mereka.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Ajar Kelas 4 Fatimah Az-Zahra .jumat 12 September 2025

  Materi Ajar                   : Jumat, 12 September 2025 Hari/Tanggal                   :  Jumat, 12 September 2025 Kelas                 ...