Selasa, 29 April 2025

Materi Ajar Kelas 4B. Rabu, 30 April 2025

  Hari/Tanggal               : Rabu, 30 April 2025

Kelas                            : IV B

Muatan Pelajaran         : 

1. IPAS                            : Membangun Masyarakat yang Beradab 

2. Bahasa Indonesia       : Sehat Ragaku 

3. P5                               Meronce Kreativitas dalam Setiap Karya Tangan

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Apa kabar anak sholih sholihah…

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat

 Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.


IPAS

CP :

Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup.

                Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan          sehari-hari.         Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari, mendemonstrasikan berbagai jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak dan bentuk benda. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan kaitannya dengan upaya menjaga ketersediaan air.

Di akhir fase ini, peserta didik  menjelaskan tugas, peran, dan tanggung jawab sebagai warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi masyarakat.

Peserta didik mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya pada peta konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya.

Peserta didik mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan, mengenal nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat/ memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

TP /ATP:

Tujuan Pembelajaran Topik A :

1.  Peserta didik dapat mengidentifikasi definisi norma.

2.  Peserta didik dapat mengidentifikasi definisi adat istiadat.

3.  Peserta didik dapat mengidentifikasi norma atau adat istiadat yang berlaku di sekitarnya..

 

 Tujuan Pembelajaran Topik B :

1.  Peserta didik dapat membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis.

2.  Peserta didik dapat menganalisis perlunya mematuhi peraturan.

3.  Peserta didik dapat mendemonstrasikan contoh norma dan pelanggaran norma di suatu tempat..

 

 Tujuan Pembelajaran Topik C :

1.  Peserta didik dapat menganalisis dampak dari sebuah pelanggaran peraturan tertulis dan tidak tertulis.

2.  Peserta didik dapat menganalisis manfaat menaati peraturan.

       3.  Peserta didik dapat membuat mengampanyekan pentingnya menaati peraturan


BAHASA INDONESIA 

1.  Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks   aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10.   Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.

11.   Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.

 12.  Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.      

ATP :

§  Melalui kegiatan mendengarkan dan mencatat lagu “Nenek Moyangku”, peserta didik dapat memahami instruksi dan gagasan yang disampaikan secara aural dengan baik.

§  Melalui kegiatan menyalin lagu, peserta didik mampu menunjukkan rima dengan tepat

§  Melalui kegiatan mengubah kata-kata pada lagu, peserta didik mampu menulis teks berima dengan baik.

§  Melalui kegiatan membaca teks dan mengamati peta, peserta didik mampu menemukan informasi dengan baik.

§  Melalui kegiatan mendiskusikan silsilah keluarga, peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dalam diskusi.

§  Melalui kegiatan menulis asalusul keluarga, peserta didik dapat menuliskan informasi dengan terstruktur.

§  Melalui kegiatan membaca teks “Kerja Sama yang Baik”, peserta didik dapat mengidentifikasi dan menyebutkan permasalahan yang dialami tokoh cerita.

§  Melalui kegiatan mendiskusikan isi teks, peserta didik mampu menyampaikan pendapat tentang informasi di dalam teks dengan jelas.

§  Melalui menuliskan cerita berdasarkan gambar, peserta didik dapat menulis teks narasi secara runtut dengan menggunakan konjungsi.

§  Peserta didik dapat melafalkan kata-kata panjang dengan baik ketika membaca nyaring.

§  Dengan membaca teks “Batik Besurek”, peserta didik dapat mengenali konjungsi antar kalimat dengan tepat.


TP :

Membaca

1.      Melalui kegiatan membaca cerita “Awas!” peserta didik dapat memahami dan menggunakan kata-kata dengan tepat.

Berdiskusi

2.      Melalui berdiskusi, peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya masalah pada cerita “Awas!” dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi.

Menulis

3.      Melalui kegiatan mengemukakan pendapat terhadap kejadian pada cerita “Awas!”, peserta didik menulis argumentasi dengan benar.

Menyimak

4.      Melalui kegiatan menyimak teks yang dibacakan, peserta didik dapat menyimpulkan informasi dan memahami kosakata baru.

Berdiskusi

5.      Melalui kegiatan mendiskusikan isi teks yang dibacakan, peserta didik dapat membandingkan objek dan ciri-cirinya dengan tepat.

6.      Melalui kegiatan berdiskusi memilih kendaraan, peserta didik dapat mempresentasikan topik dengan antusias dan intonasi yang menarik.

Menulis

7.      Melalui kegiatan melengkapi kalimat, peserta didik mampu menggunakan awalan ‘ber-’ dengan tepat.

8.      Melalui kegiatan menuliskan pengalaman saat bepergian, peserta didik mampu menulis dengan menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat.

Mengamati

9.      Melalui kegiatan mengamati denah, peserta didik dapat mengidentifikasi objek dan lokasi, serta mendeskripsikan cara mencapainya dengan tepat.

Berdiskusi

10.   Melalui kegiatan memberikan petunjuk cara mencapai suatu tempat, peserta didik mampu menyampaikan petunjuk arah dengan tepat.

Menulis

11.   Melalui kegiatan menuliskan perjalanan ke sekolah, peserta didik dapat menulis struktur deskripsi dengan benar.


MODEL PEMBELAJARAN          : PJBL(PROJECT BASED LEARNING)

METODE PEMBELAJARAN        : EKSPLORASI

MEDIA/ALAT DAN BAHAN      : VIDEO, LKPD , PENSIL, KRAYON.

 P5                                            :  Tema Kewirausahaan 

Meronce Kreativitas dalam Setiap Karya Tangan

Kegiatan  Pembelajaran    :   P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Tujuan Pembelajaran :

-Dengan mengangkat tema “kewirausahaan” dan mengacu kepada Profil Pelajar Pancasila, projek penguatan profil pelajar Pancasila ini ditujukan untuk melatih peserta didik melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan motoriknya dengan cara meronce memanfaatkan alat dan bahan di sekitarnya dan menghasilkan karya yang memiliki nilai jual.

Dimensi

Elemen

Subelemen

Capaian pada fase B

Beriman dan bertaqwa Kepada Allah SWT

Berempati kepada orang lain

Terbiasa memberikan apresiasi di lingkungan sekolah dan masyarakat

 

 

 

Kreatif

Menghasilkan gagasan yang orisinal

Mengembangkan gagasan yang ia miliki untuk
membuat kombinasi hal yang baru dan imajinatif
untuk mengapresiasikan pikiran dan/atau
perasaannya

Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan

Berupaya mencari solusi alternatif saat pendekatan
yang diambil tidak berhasil berdasarkan identifikasi
terhadap situasi

               

Mandiri

Regulasi diri

Menunjukkan inisiatif dan
bekerja secara mandiri

Memahami arti penting bekerja secara mandiri serta
inisiatif untuk melakukannya dalam menunjang
pembelajaran dan pengembangan dirinya

IPAS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat. Dengan kata lain norma adalah aturan yang mengatur tingkah laku manusia. Norma dibuat oleh manusia disesuaikan dengan keadaan masyarakat di suatu wilayah dengan memerhatikan nilai-nilai yang dijunjung pada kelompok masyarakat tersebut.

Hal tersebut menjadikan norma hanya berlaku pada suatu tatanan masyarakat tertentu. Artinya, norma tidak bersifat menyeluruh. Masyarakat berusaha untuk menjunjung tinggi dan mempertahankan norma yang berlaku. Adat istiadat merupakan aturan tidak tertulis yang diakui sebagai hal baik oleh masyarakat, sehingga terus dilakukan dan menjadi sebuah kebiasaan.
Adat Istiadat
Adat istiadat juga berlaku bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu. Artinya, tidak bersifat menyeluruh. Jika dilihat dari kedua pengertian norma dan adat istiadat, dapat dikatakan bahwa adat istiadat merupakan bagian dari norma. Norma atau pun adat istiadat yang ada di lingkungan masyarakat:
  1. Mengucapkan permisi ketika memasuki rumah.
  2. Mencium tangan kedua orang tua ketika hendak pergi.
  3. Tidak meludah di sembarang tempat.
  4. Tidak duduk selonjoran di depan orang lain.
  5. Melakukan upacara adat pernikahan, kematian, maupun rasa syukur terhadap hasil bumi.
  6. Tata cara menanam maupun panen.
  7. Tata cara berburu.

Tahukah kalian, Indonesia dengan segala kekayaan budaya di dalamnya juga memiliki norma dan adat istiadat yang berbeda.
Norma adalah aturan yang berlaku pada suatu wilayah. Adat istiadat adalah aturan tidak tertulis dan diakui sebagai hal yang baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, adat istiadat merupakan bagian dari norma.

Mari Mencari Tahu
Pada kegiatan ini, kalian akan mencari informasi mengenai norma maupun adat istiadat yang ada di sekitar kalian melalui wawancara kepada warga sekolah. Kalian dapat memaksimalkan waktu yang kalian miliki untuk melakukan wawancara. Sebelum memulai, perhatikan instruksi berikut dengan saksama.
  1. Buatlah tabel wawancara seperti contoh tabel berikut!
  2. Carilah lima orang narasumber yang dapat kalian wawancara.
  3. Lakukan wawancara sesuai dengan instruksi yang disampaikan oleh guru kalian.
  4. Mintalah izin sebelum memulai. Gunakan etika dan sopan santun saat melakukan wawancara.
  5. Setelah selesai, mintalah paraf orang tersebut di tabel yang kalian buat.
No.NarasumberNorma atau Adat IstiadatDaerah Asal Norma atau Adat IstiadatParaf
1.SuginoJika berbicara kepada orang yang lebih tua menggunakan krama inggilJawa Tengahx
2.SutrisnoTradisi BrobosanJawa tengahx
3.KusmirahayuAcara kenduren/SelamatanJawa Tengahx
4.Fatimah HidayahUpacara Tedak SitenJawa tengahx
5.Eri Muji AstutiAcara ruwatanJawa tengahx

Lakukan Bersama
Dalam kegiatan ini kalian akan berbagi informasi berdasarkan hasil wawancara dan saling menceritakan ciri khas daerah masing-masing. Sebelum mulai, perhatikan instruksi berikut dengan saksama.
  1. Berkumpullah dengan kelompok yang sudah dibagi oleh guru kalian.
  2. Pelajari lembar kerja hasil wawancara kalian.
  3. Diskusikan mengenai norma dan adat istiadat yang telah kalian dapatkan dari hasil wawancara sebelumnya.
  4. Setelah itu ceritakan secara bergiliran mengenai norma dan peraturan yang ada di keluarga dan daerah kalian kepada anggota kelompok.
  5. Simak dan tulis apa yang teman kalian sampaikan.

1. Menggunakan Bahasa Krama Inggil Kepada Orang yang Lebih Tua
Secara sederhana bahasa jawa ngoko digunakan oleh seseorang pada seseorang lain yang seusia atau sudah dikenal dekat. Sedangkan Bahasa Jawa Krama adalah bahasa Jawa halus yang biasanya digunakan ketika berbicara kepada orang tua atau orang yang lebih tua. Bahasa Jawa krama mengajarkan kita untuk lebih bersikap sopan dan menghargai mereka yang lebih tua. Sebagai anak akan terbiasa dilatih untuk menghormati orang lebih tua.

2. Tradisi Brobosan
Salah satu upacara tradisi kematian yang masih dilangsungkan masyarakat Jawa hingga kini adalah brobosan alias berjalan di bawah keranda jenazah. Brobosan dilakukan setelah keranda jenazah dikeluarkan dari dalam rumah menuju tengah halaman.

Brobosan bertujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat melupakan kesedihan yang mendalam. Semua keluarga akan berkumpul dan melakukan ritual ini sebagai perpisahan terakhir sebelum jenazah dimakamkan. Dengan harapan, semua keluarga bisa benar-benar merelakan kepergian

3. Kenduren/Selamatan
Selamatan atau kenduren dilakukan dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk dan kemuadian di lanjutkan dengan menikmati nasi tumpeng tersebut secara bersama – sama. Biasanya upacara ini di pimpin oleh pemuka agama (Modin). Tujuan dari kegiatan selamatan adalah untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan yang maha Kuasa.

4. Upacara Tedhak Siten
Tedak Siten juga dikenal dengan sebutan turun tanah. Dalam tradisi Jawa, setiap bayi yang usianya telah mencapai tujuh atau delapan bulan disarankan untuk melakukan ritual adat Tedak Siten. Istilahnya sendiri berasal dari bahasa Jawa, tedhak yang artinya kaki dan Siten (siti) yang berarti tanah.

Upacara turun tanah ini memiliki tujuh rangkaian yang saling berkaitan. Tujuan dilaksanakannya prosesi Tedak Siten adalah untuk mempersiapkan anak agar mampu melewati setiap fase kehidupan. Di mulai dengan tuntunan dari kedua orang tuanya hingga ia mulai berdiri sendiri dan memiliki kehidupan mandiri.

5. Upacara Ruwatan
Ruwatan adalah salah satu ritual penyucian yang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Ruwat sendiri dalam bahasa Jawa sama dengan kata luwar berarti dilepas atau dibebaskan. Sehingga Ruwatan berarti upacara untuk membebaskan atau melepaskan seseorang yang diruwat dari hukuman atau kutukan dewa yang menimbulkan bahaya.

Tradisi ruwatan dilakukan sebagai suatu permohonan agar manusia diselamatkan dari gangguan dan bencana yang mengancam hidup dan kehidupannya

Mari Refleksikan
1. Apa hal menarik yang kalian pelajari pada kegiatan kali ini?
Hal menarik pada pembelajaran kali ini adalah mencari informasi mengenai norma maupun adat istiadat yang ada di sekitar kalian melalui wawancara.
2. Apakah kalian mengenali akar budaya kalian?
Ya, saya mengenal akar budaya saya.
3. Dari suku mana ayah, ibu, kakek, dan nenek kalian berasal?
Ayah, ibu, kakek, dan nenek saya berasal dari suku Jawa.
4. Apa saja yang pernah diajarkan ayah, ibu, kakek, dan nenek kepada kalian?
Beberapa yang diajarkan ayah, ibu, kakek, dan nenek antara lain : menjaga sopan santun kepada siapapun, menerima apa adanya, mudah bergaul dan membaur, saat berjalan sungkan mendahului, kebersamaan dan tolong menolong.
5. Apakah kalian harus menggunakan cara bicara tertentu jika berbincang dengan mereka?
Ya, saya menggunakan bahasa krama inggil yang ditujukan kepada yang lebih tua, lebih dihormati, atau orang asing.
6. Bagaimana ajaran yang kalian terima dari ayah, ibu, kakek, dan nenek?
Ajaran yang diterima dari ayah, ibu, kakek dan nenek mengajarkan kepada saya untuk selalu berbuat baik kepada orang lain.
7. Apa yang bisa kalian lakukan untuk menghargai ajaran tersebut?
Yang saya lakukan adalah bersikap rendah hati dengan bertutur kata yang baik, selalu berbuat baik dan memprioritaskan orangtua, membantu mewujudkan impian orangtua, melaksanakan segala perintah orangtua, dan merawat orangtua yang sudah memasuki usia senja.

Belajar Lebih Lanjut
Berkenalan Lebih Dalam dengan Indonesia
Di beberapa daerah, ada aturan adat yang kemudian diserap oleh pemerintah. Aturan adat ini dijadikan peraturan daerah yang mengikat warganya secara hukum. Bahkan, peraturan tersebut diberlakukan secara lebih luas bagi masyarakat yang berada di tempat tersebut, meskipun bukan warga di tempat itu

Masih ingat, siapa perangkat pemerintah yang ada di daerah kalian? Di Bali, ada pemimpin dan petugas adat yang bekerjasama dengan pemerintah daerah. Mereka disebut Pecalang. Pecalang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban wilayah secara umum sehingga upacara adat yang diselenggarakan dapat berjalan dengan tertib dan aman. 
pecalang
Masyarakat Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memiliki aturan memisahkan wilayah Baduy Dalam dan Baduy Luar. Di wilayah Baduy Dalam, masyarakat sama sekali tidak boleh menggunakan alat elektronik, termasuk kamera. Tidak ada listrik di area tersebut.

Masyarakat juga tidak boleh menggembala ternak di area aliran sungai, tidak diperkenankan masuk ke area hutan tertentu, dan masih banyak aturan lain. Tujuan mereka adalah untuk mempertahankan sistem adat dan melindungi areanya dari perubahan. Mereka memenuhi segala keperluan hidupnya dengan cara mereka sendiri Teknologi yang digunakan pun tradisional dan selaras dengan alam. Misalnya, penyimpanan bahan pangan menggunakan sistem lumbung. 

Masyarakat Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, memiliki kebiasaan berburu paus sekitar bulan Mei-November yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Kebiasaan ini menjadi bagian dari upaya masyarakat tradisional memenuhi kebutuhan protein bagi warganya. Namun, masyarakat ini memiliki peraturan yang harus ditaati warganya, yaitu:
  1. Hanya berburu untuk kebutuhan makan seluruh warganya;
  2. Tidak memperjualbelikan bagian apapun dari paus;
  3. Tidak berburu paus jantan dan betina yang sedang hamil;
  4. Semua aktivitas perburuan dilakukan secara tradisional

Demikian pembahasan mengenai IPAS Kelas IV Topik A Norma dalam Adat Istiadat Daerahku. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku IPAS Kelas IV, Kemendikbud

BAHASA INDONESIA

Pada Pembelajaran Bab VIII Sehatlah Ragaku muatan Bahasa Indonesia Kelas IV kita  akan belajar membaca dan mengucapkan kata-kata yang panjang (tiga suku kata atau lebih) menggunakan pengetahuannya terhadap kombinasi huruf. Tujuan dari kegiatan ini adalah melalui kegiatan membaca teks “Garuk-Garuk”, peserta didik mampu membaca nyaring dengan pengucapan yang baik.

Umumnya peserta didik kelas empat menjelang kelas lima sudah lancar membaca. Oleh karena itu, kadang guru melewatkan kegiatan membaca nyaring sebab dianggap tidak penting. Perlu dicatat bahwa membaca nyaring tetap diperlukan untuk menunjang kemampuan peserta didik berbicara dalam diskusi maupun presentasi. Walau peserta didik sudah di kelas tinggi, kegiatan membaca nyaring tetap perlu diadakan secara berkala.

Garuk-Garuk
Bermain atau belajar bersama di rumah Pahmi itu menyenangkan. Rumahnya luas, bentuknya meniru rumah Baloy, rumah adat Kalimantan Utara. Bagi Kidul, bermain di rumah Pahmi berarti dia terbebas dari Kak Asih yang cerewet menyuruhnya mandi. Kidul tidak suka mandi, itu sudah bukan rahasia lagi.

Selain terbebas dari Kak Asih, di rumah Pahmi juga banyak makanan. Ibu Pahmi selalu menyuguhi mereka buah dan penganan khas Malinau ataupun dari luar daerah. Siang ini mereka membaca buku ditemani kerupuk tipis. Kata Pahmi, kerupuk ini disebut rempeyek dan makhluk kecil-kecil di atasnya itu adalah rebon, atau disebut juga udang papai. Kidul suka sekali. Tiap sebentar tangannya meraih stoples berisi kerupuk itu.
Garuk Garuk
“Dul, aku lihat tanganmu lebih sering memegang rempeyek daripada membalik halaman buku,” goda Sagoy.

Kidul hanya meringis. Tangan kanannya memegang rempeyek. Tangan kirinya menggaruk tangan kanan. Habis itu rempeyek pindah ke tangan kiri, tangan kanan menggaruk tangan kiri. Kedua tangannya terlihat memerah.

“Aduh, banyak nyamuk,” seru Kidul.

“Mana ada nyamuk?” kata Pahmi. “Buktinya aku dan Sagoy baik-baik saja.”

“Makanya, rajin-rajinlah kau mandi,” kata Sagoy. “Kapan kau terakhir mandi?”

“Ah, bosan, gerakannya begitu-begitu saja,” sahut Kidul sambil mengingat-ingat kapan dia terakhir mandi. Dua hari lalu? Tiga hari lalu? Menurut Kidul kalau sedang libur tidak perlu mandi.

Namun, gatal-gatal di tubuh Kidul terus bertambah. Sekarang lehernya juga terasa gatal. Tangannya kini malah lebih sering menggaruk daripada memegang rempeyek. Karena Sagoy dan Pahmi makin sering meledeknya, Kidul memutuskan untuk pulang saja. Ibu Pahmi membungkuskan rempeyek untuk dibawanya pulang. Kidul tersenyum lebar menyambut bungkusan itu. 

Begitu tiba di rumah, Kidul cepat-cepat masuk kamar supaya Kak Asih tidak melihatnya. Apa daya, gatalnya tidak kunjung hilang. Makin digaruk makin gatal. Tidak tahan, Kidul mengadu kepada Ibu.

Ibu dan Kak Asih terkejut melihat tangan Kidul yang lecet-lecet. Sebelum Kak Asih bersuara, Ibu sudah berkata tegas, “Kita harus ke dokter!”

Dokter Tuti yang memeriksa Kidul menyapa dengan ramah, “Ini sepertinya alergi. Tadi makan siangnya pakai apa? Telur? Udang?”

Tiba-tiba Kidul teringat makhluk kecil-kecil di atas rempeyek. Ah, itulah penyebabnya. 

“Jadi, bukan karena tidak mandi?’ tanya Kidul gembira.

Dokter Tuti tertawa. “Memang gatal-gatalmu ini karena alergi terhadap udang papai. Namun, bukan berarti tidak mandi itu bagus. Lecet-lecetmu ini bisa menjadi infeksi parah karena kuman-kuman yang ada di kulit. Kita mandi supaya tubuh kita bersih, bebas dari kuman.” 

Aduh, ternyata Kidul tetap harus mandi. Mungkin dia harus memikirkan cara mandi yang berbeda supaya tidak membosankan. Bagaimana menurutmu?
Alergi
Pastikan kalian memahami cerita “Garuk-Garuk” dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 

1. Apakah ide pokok cerita ini?
Mandi menjaga tubuh bersih dan bebas dari kuman.
2. Apakah nama daerah yang menjadi latar belakang tempat cerita ini?
Nama daerah yang menjadi latar belakang tempat cerita ini adalah Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
3. Di rumah siapakah Pahmi, Kidul, dan Sagoy suka berkumpul?
Pahmi, Kidul, dan Sagoy suka berkumpul di rumah Pahmi.
4. Mengapa mereka suka berkumpul di tempat itu?
Mereka suka berkumpul di tempat itu karena tempatnya luas dan banyak makanan.
5. Mengapa Kidul tidak suka mandi?
Kidul tidak suka mandi karena bosan gerakannya begitu-begitu saja.
6. Menurut Kidul, kalau sedang libur tidak perlu mandi. Apakah kalian setuju? Jelaskan pendapat kalian. 
Saya tidak setuju karena meskipun kita sedang libur kita harus mandi secara teratur supaya tubuh kita bersih, bebas dari kuman.
7. Apa yang disampaikan dokter Tuti tentang alergi Kidul?
Dokter Tuti menyampaikan bahwa alergi Kidul bukan karena tidak suka mandi ttapi karena alergi terhadap udang papai.
8. Apakah ada di antara kalian yang mengalami alergi? Alergi apa? Bagaimana tindakan yang kalian lakukan untuk mengatasinya?
Alergi adalah perubahan reaksi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit atau keadaan sangat peka terhadap penyebab tertentu (zat, makanan, serbuk, keadaan udara, asap, dan sebagainya) yang dalam kadar tertentu tidak membahayakan untuk sebagian besar orang.

Cara terbaik untuk mencegah alergi adalah dengan menghindari pemicunya. Meski demikian, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan jika pemicunya sulit untuk dihindari, seperti mengenakan pakaian tertutup, tidak memakai parfum yang dapat mengundang serangga, serta membersihkan rumah secara rutin.

Demikian pembahasan mengenai Membaca Nyaring Teks Garuk Garuk. Semoga tulisan ini bermanfaat;

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IV, Kemendikbud

P5

Kegiatan  Pembelajaran    :   P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Tujuan Pembelajaran :

- Peserta didik dapat  mengenal istilah P5

- Peserta didik dapat mengidentifikasi dimensi P5

- Peserta didik mengenal istilah wirausaha dancontoh-contohnys

- peserta didik mengetahui cara berdagang yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW

-Peserta didik berwawancara dengan para usahawan sekolah

Dimensi

Elemen

Subelemen

Capaian pada fase B

Beriman dan bertaqwa Kepada Allah SWT

Berempati kepada orang lain

Terbiasa memberikan apresiasi di lingkungan sekolah dan masyarakat

 

 

 

Kreatif

Menghasilkan gagasan yang orisinal

Mengembangkan gagasan yang ia miliki untuk
membuat kombinasi hal yang baru dan imajinatif
untuk mengapresiasikan pikiran dan/atau
perasaannya

Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan

Berupaya mencari solusi alternatif saat pendekatan
yang diambil tidak berhasil berdasarkan identifikasi
terhadap situasi

               

Mandiri

Regulasi diri

Menunjukkan inisiatif dan
bekerja secara mandiri

Memahami arti penting bekerja secara mandiri serta
inisiatif untuk melakukannya dalam menunjang
pembelajaran dan pengembangan dirinya




 PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

AKTIVITAS 9

 

AKSI MERONCE MENGGUNAKAN BAHAN MANIK-MANIK.

 

Kegiatan                         : Meronce Menggunakan Manik-Manik

Materi                              : Hasil Karya Kerajinan Meronce

Peran Pendidik               : Fasilitator

 

Persiapan

1.       Pendidik memberikan informasi kepada peserta didik untuk membawa alat dan bahan yang dibutuhkan.

2.       Manik-manik, senar atau benang, dan gunting.

Pelaksanaan

1.       Pendidik memperagakan cara meronce menggunakan manik-manik.

2.       Peserta didik diminta untuk memperhatikan pendidik.

3.       Peserta didik dipersilahkan meronce menggunakan manik-manik.

4.       Pendidik memonitoring peserta didik  dalam proses meronce menggunakan manik-manik.

5.       Pendidik mengevaluasi dan merefleksi hasil kerajinan peserta didik.

6.       Pendidik memberikan penguatan dan arahan kepada peserta didik dalam meronce yaitu beberapa unsur yang dapat diterapkan ketika menyusun karya roncean diantaranya adalah keutuhan dan keseimbangan bentuk dan warna. Keseimbangan digunakan untuk menyusun bahan-bahan roncean.

Asesmen Formatif Hasil Karya

 

Kreatif

 

Sub-elemen

Belum

Berkembang

Mulai

Berhembang

Berkembang sesuai harapan

Sangat Berkembang

Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Menentukan pilihan dari beberapa alternatif yang diberikan

Mengidentifikasi satu gagasan baru dalam upaya menghadapi situasi dan permasalahan.

Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi situasi dan permasalahan

Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi situasi dan permasalahan

Menghasilkan karya dan tindakan orisinal

Selalu dibantu dalam membuat karya

Sesekali dibantu dalam menuangkan ide dalam suatu karya 

Mampu mengeksplorasi suatu ide kedalam suatu karya

Mampu rnengeksplorasi dan mengekspresikan suatu ide dalam bentuk karya serta mampu mengapresiasi dan mengkritisi suatu karya

 

Mandiri

 

Sub-elemen

Belum

Berkembang

Mulai

Berhembang

Berkembang sesuai harapan

Sangat Berkembang

Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri.

Belum berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri

Bisa mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri dengan bantuan orang tua

Berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri dibawah pengawasan dan dukungan orang dewasa

Berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri tanpa pengawasan dan dukungan orang tua

AKTIVITAS 10

 

AKSI MERONCE MENGGUNAKAN BAHAN MANIK-MANIK.

 

 

Kegiatan                         : Meronce Menggunakan Manik-Manik

Materi                              : Hasil Karya Kerajinan Meronce

Peran Pendidik               : Fasilitator

 

Persiapan

3.       Pendidik memberikan informasi kepada peserta didik untuk membawa alat dan bahan yang dibutuhkan.

4.       Manik-manik, senar atau benang, dan gunting.

Pelaksanaan

7.       Pendidik memperagakan cara meronce menggunakan manik-manik.

8.       Peserta didik diminta untuk memperhatikan pendidik.

9.       Peserta didik dipersilahkan meronce menggunakan manik-manik.

10.    Pendidik memonitoring peserta didik  dalam proses meronce menggunakan manik-manik.

11.    Pendidik mengevaluasi dan merefleksi hasil kerajinan peserta didik.

12.    Pendidik memberikan penguatan dan arahan kepada peserta didik dalam meronce yaitu beberapa unsur yang dapat diterapkan ketika menyusun karya roncean diantaranya adalah keutuhan dan keseimbangan bentuk dan warna. Keseimbangan digunakan untuk menyusun bahan-bahan roncean.

Asesmen Formatif Hasil Karya

 

Kreatif

 

Sub-elemen

Belum

Berkembang

Mulai

Berhembang

Berkembang sesuai harapan

Sangat Berkembang

Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Menentukan pilihan dari beberapa alternatif yang diberikan

Mengidentifikasi satu gagasan baru dalam upaya menghadapi situasi dan permasalahan.

Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi situasi dan permasalahan

Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi situasi dan permasalahan

Menghasilkan karya dan tindakan orisinal

Selalu dibantu dalam membuat karya

Sesekali dibantu dalam menuangkan ide dalam suatu karya 

Mampu mengeksplorasi suatu ide kedalam suatu karya

Mampu rnengeksplorasi dan mengekspresikan suatu ide dalam bentuk karya serta mampu mengapresiasi dan mengkritisi suatu karya

 

Mandiri

 

Sub-elemen

Belum

Berkembang

Mulai

Berhembang

Berkembang sesuai harapan

Sangat Berkembang

Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri.

Belum berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri

Bisa mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri dengan bantuan orang tua

Berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri dibawah pengawasan dan dukungan orang dewasa

Berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri tanpa pengawasan dan dukungan orang tua

AKTIVITAS 11

 

AKSI MERONCE MENGGUNAKAN BUAH BERLUBANG.

 

Kegiatan                        : Meronce

Materi                            : Hasil Karya Kerajinan Meronce

Peran Pendidik             : Fasilitator

 

 

PERSIAPAN

1.       Pendidik memberikan informasi kepada peserta didik untuk membawa alat dan bahan yang dibutuhkan.

2.       Jarum dan benang serta aneka buah yang berlubang atau sengaja dilubangkan.

 

PELAKSANAAN

1.     Pendidik memperagakan cara meronce menggunakan buah berlubang.

2.     Peserta didik diminta untuk memperhatikan pendidik.

3.     Peserta didik dipersilahkan meronce menggunakan buah berlubang.

4.     Pendidik memonitoring peserta didik  dalam proses meronce menggunakan buah berlubang.

5.     Pendidik mengevaluasi dan merefleksi hasil kerajinan peserta didik.

6.     Pendidik memberikan penguatan dan arahan kepada peserta didik dalam meronce yaitu beberapa unsur yang dapat diterapkan ketika menyusun karya roncean diantaranya adalah keutuhan dan keseimbangan bentuk dan warna. Keseimbangan digunakan untuk menyusun bahan-bahan roncean.

 

Kreatif

 

Sub-elemen

Belum

Berkembang

Mulai

Berhembang

Berkembang sesuai harapan

Sangat Berkembang

Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Menentukan pilihan dari beberapa alternatif yang diberikan

Mengidentifikasi satu gagasan baru dalam upaya menghadapi situasi dan permasalahan.

Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi situasi dan permasalahan

Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi situasi dan permasalahan

Menghasilkan karya dan tindakan orisinal

Selalu dibantu dalam membuat karya

Sesekali dibantu dalam menuangkan ide dalam suatu karya 

Mampu mengeksplorasi suatu ide kedalam suatu karya

Mampu rnengeksplorasi dan mengekspresikan suatu ide dalam bentuk karya serta mampu mengapresiasi dan mengkritisi suatu karya

 

Mandiri

 

Sub-elemen

Belum

Berkembang

Mulai

Berhembang

Berkembang sesuai harapan

Sangat Berkembang

Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri.

Belum berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri

Bisa mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri dengan bantuan orang tua

Berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri dibawah pengawasan dan dukungan orang dewasa

Berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri tanpa pengawasan dan dukungan orang tua


 AYO SIMAK VIDEO BERIKUT INI!





Senin, 28 April 2025

Materi Ajar Kelas 4B. Selasa, 29 April 2025

 Hari/Tanggal : Selasa, 29 April 2025

Kelas : IV B

Muatan Pelajaran : 

1. Matematika                     : Pengolahan Data 

2. Pendidikan Pancasila      : Gotong Royong 

3. Bahasa Indonesia            : Sehat Ragaku 

4. IPAS                                : Membangun Masyarakat yang Beradab 


               

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Apa kabar anak sholih sholihah…

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat

Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.


Matematika

Materi                            : Pengolahan Data
CP: 

Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).

TP :

Peserta didik dapat menyajikan data dalam bentuk piktogram.

Peserta didik dapat menginterpretasikan data dalam bentuk piktogram

ATP :

Menyelidiki hubungan antar dua besaran yang berubah seiring waktu dan mampu menuliskan perubahannya.

Menggunakan grafik untuk menunjukkan perubahan dan membaca karakteristik perubahan.

Menggunakan kalimat matematika untuk menyatakan hubungan antar kuantitas.

Menyatakan kuantitas mengunakan kalimat, angka, gambar, tabel, dan grafik.

Menyelidiki hubungan antar dua besaran yang berubah seiring waktu dan mampu menuliskan perubahannya.

Menggunakan grafik untuk menunjukkan perubahan dan membaca karakteristik perubahan.


Capaian Pendidikan Pancasila

Peserta didik mampu mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal (RT, RW, desa atau kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; menunjukkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan di lingkungan tempat tinggal dan sekolah.

TP/ATP :  

1. Peeserta didik dapat membangun tim dan mengelola gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.

2. Peserta didik dapat memberikan contoh pelaksanaan gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.

        3. Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa,                sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan

     CP Bahasa Indonesia:

1.  Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks   aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10.   Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.

11.   Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.

 12.  Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.      

ATP :

§  Melalui kegiatan mendengarkan dan mencatat lagu “Nenek Moyangku”, peserta didik dapat memahami instruksi dan gagasan yang disampaikan secara aural dengan baik.

§  Melalui kegiatan menyalin lagu, peserta didik mampu menunjukkan rima dengan tepat

§  Melalui kegiatan mengubah kata-kata pada lagu, peserta didik mampu menulis teks berima dengan baik.

§  Melalui kegiatan membaca teks dan mengamati peta, peserta didik mampu menemukan informasi dengan baik.

§  Melalui kegiatan mendiskusikan silsilah keluarga, peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dalam diskusi.

§  Melalui kegiatan menulis asalusul keluarga, peserta didik dapat menuliskan informasi dengan terstruktur.

§  Melalui kegiatan membaca teks “Kerja Sama yang Baik”, peserta didik dapat mengidentifikasi dan menyebutkan permasalahan yang dialami tokoh cerita.

§  Melalui kegiatan mendiskusikan isi teks, peserta didik mampu menyampaikan pendapat tentang informasi di dalam teks dengan jelas.

§  Melalui menuliskan cerita berdasarkan gambar, peserta didik dapat menulis teks narasi secara runtut dengan menggunakan konjungsi.

§  Peserta didik dapat melafalkan kata-kata panjang dengan baik ketika membaca nyaring.

§  Dengan membaca teks “Batik Besurek”, peserta didik dapat mengenali konjungsi antar kalimat dengan tepat.


TP :

Membaca

1.      Melalui kegiatan membaca cerita “Awas!” peserta didik dapat memahami dan menggunakan kata-kata dengan tepat.

Berdiskusi

2.      Melalui berdiskusi, peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya masalah pada cerita “Awas!” dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi.

Menulis

3.      Melalui kegiatan mengemukakan pendapat terhadap kejadian pada cerita “Awas!”, peserta didik menulis argumentasi dengan benar.

Menyimak

4.      Melalui kegiatan menyimak teks yang dibacakan, peserta didik dapat menyimpulkan informasi dan memahami kosakata baru.

Berdiskusi

5.      Melalui kegiatan mendiskusikan isi teks yang dibacakan, peserta didik dapat membandingkan objek dan ciri-cirinya dengan tepat.

6.      Melalui kegiatan berdiskusi memilih kendaraan, peserta didik dapat mempresentasikan topik dengan antusias dan intonasi yang menarik.

Menulis

7.      Melalui kegiatan melengkapi kalimat, peserta didik mampu menggunakan awalan ‘ber-’ dengan tepat.

8.      Melalui kegiatan menuliskan pengalaman saat bepergian, peserta didik mampu menulis dengan menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat.

Mengamati

9.      Melalui kegiatan mengamati denah, peserta didik dapat mengidentifikasi objek dan lokasi, serta mendeskripsikan cara mencapainya dengan tepat.

Berdiskusi

10.   Melalui kegiatan memberikan petunjuk cara mencapai suatu tempat, peserta didik mampu menyampaikan petunjuk arah dengan tepat.

Menulis

11.   Melalui kegiatan menuliskan perjalanan ke sekolah, peserta didik dapat menulis struktur deskripsi dengan benar.

 IPAS

CP :

Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup.

                Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan          sehari-hari.         Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari, mendemonstrasikan berbagai jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak dan bentuk benda. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan kaitannya dengan upaya menjaga ketersediaan air.

Di akhir fase ini, peserta didik  menjelaskan tugas, peran, dan tanggung jawab sebagai warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi masyarakat.

Peserta didik mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya pada peta konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya.

Peserta didik mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan, mengenal nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat/ memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

TP /ATP:

Tujuan Pembelajaran Topik A :

1.  Peserta didik dapat mengidentifikasi definisi norma.

2.  Peserta didik dapat mengidentifikasi definisi adat istiadat.

3.  Peserta didik dapat mengidentifikasi norma atau adat istiadat yang berlaku di sekitarnya..

 

 Tujuan Pembelajaran Topik B :

1.  Peserta didik dapat membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis.

2.  Peserta didik dapat menganalisis perlunya mematuhi peraturan.

3.  Peserta didik dapat mendemonstrasikan contoh norma dan pelanggaran norma di suatu tempat..

 

 Tujuan Pembelajaran Topik C :

1.  Peserta didik dapat menganalisis dampak dari sebuah pelanggaran peraturan tertulis dan tidak tertulis.

2.  Peserta didik dapat menganalisis manfaat menaati peraturan.

       3.  Peserta didik dapat membuat mengampanyekan pentingnya menaati peraturan

MODEL PEMBELAJARAN          : PJBL(PROJECT BASED LEARNING)

METODE PEMBELAJARAN        : EKSPLORASI

MEDIA/ALAT DAN BAHAN      : VIDEO, LKPD , PENSIL, KRAYON.


MATEMATIKA 

    Piktogram 
    Piktogram disebut juga dengan diagram gambar. Piktogram merupakan salah satu penyajian data yang menggunakan gambar untuk menunjukkan banyak data. Dalam menyajikan data dalam piktogram yang perlu diperhatikan adalah gambar menyatakan berapa banyak datanya. Misalkan satu gambar peserta didik menyatakan satu atau dua atau 3 peserta didik. Diagram piktogram digunakan untuk penyajian data yang ringkas dan mudah dipahami. Sebab hanya dengan menghitung gambar, bisa diperoleh angka tertentu sesuai dengan besaran yang dicantumkan.

    Meskipun penyajian data dengan piktogram sederhana, akan tetapi pemakaiannya sangat terbatas. Biasanya piktogram dipakai untuk menyajikan data yang nilainya cukup besar dengan nilai-nilai data yang telah dibulatkan. Diagram ini sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar suatu hal dan sebagai alat visual bagi orang awam. Setiap satuan jumlah tertentu dibuat sebuah simbol sesuai dengan macam datanya.

    Kesulitan yang dihadapi pada diagram lambang ini adalah ketika menggambarkan bagian simbol untuk suatu hal yang tidak penuh. Gambar-gambar atau lambang-lambang yang digunakan dibuat semenarik mungkin, sehingga lebih jelas dan mampu mewakili jumlah tertentu untuk satu gambar dan lambang tersebut. Kelemahan dari diagram ini adalah kurang efisien tempat, serta sulit dalam penggambaran untuk nilai yang tidak penuh.

    Analisis dan interpretasi data merupakan menentukan data terbesar dan data terkecil serta jumlah data berdasarkan piktogram yang disajikan. data terbesar adalah data paling banyak dan data terkecil adalah data paling sedikit. Analisis dan interpretasi data dapat pula disebutkan nilai data dan dijelaskan pada piktogram.

    Piktogram disajikan dengan menggunakan gambar atau simbol untuk mewakili data. Piktogram dapat dibuat dengan memilih gambar yang relevan dengan data yang ingin disajikan. Cara menyajikan piktogram adalah dengan memilih gambar atau simbol yang relevan dengan data. Setiap gambar utuh, setengah gambar, atau sebagian gambar dapat mewakili satu atau beberapa item.

    Cara membaca piktogram yang paling utama yaitu dengan melihat keterangan simbolnya. Satu gambar simbol mewakili berapa banyak data. Misalnya dalam piktogram di atas, maka setiap 1 gambar mewakili 1.000 ton. Membacanya hanya tinggal mengalikan jumlah gambar dengan satuan nilainya.

    Pada saat menafsirkan penyajian piktogram peserta didik dapat menentukan data terbesar, data terkecil, selisih data serta jumlah keseluruhan data yang disajikan pada piktogram. Diagram piktogram memiliki tujuan yang sama dengan diagram lainnya, yaitu untuk menyajikan data dengan lebih ringkas. Sehingga tidak banyak ditemukan angka-angka.

    Sebagai contoh bentuk penyajian data dalam bentuk piktogram adalag dengan memperhatikan warna-warna bunga yang terdapat di halaman sekolah/depan kelas. Catatlah warna-warna bunga dan banyaknya bunga sesuai warna Gambarlah tabel dengan dua kolom, kolom 1 menyatakan warna bunga dan kolom 2 menyatakan banyak bunga.
    Warna BungaBanyak Bunga
    Putih5
    Merah6
    Kuning2
    Lainnya8
    Gambar bunga menyatakan 1 bunga

    Ayo Mengamati
    Perhatikan piktogram warna kesukaan siswa berikut. Berapa siswa yang menyukai warna hitam?
    Bunga
    banyak siswa menyukai warna ungu adalah 4 siswa.
    banyak siswa menyukai warna kuning adalah 2 siswa.
    banyak siswa menyukai warna hitam adalah 1 siswa.
    banyak siswa menyukai warna merah adalah 5 sisw.
    Banyak keseluruhan siswa yang menyukai warna ungu, kuning, hitam dan merah adalah 4 + 2 + 1 + 5 = 12 siswa.

    Berdasarkan penyajian data di atas, jawablah pertanyaan berikut:
    a. Warna bunga apakah yang paling banyak?
    Warna merah
    b. Warna bunga apakah yang paling sedikit?
    Warna hitam
    c. Berapa jumlah keseluruhan bunga di halaman sekolah/depan kelas?
    12 bunga
    d. Berapa bunga yang berwarna merah?
    5 bunga
    Ayo Berlatih
    1. Perhatikan data banyak kelereng yang dimiliki Slamet dan teman-temannya!
    Nama SiswaBanyak Kelereng
    Azizah5
    Karel6
    Putu2
    Slamet8
    Asep5
    Helen4
    Buatlah piktogram dengan menggunakan gambar kelereng yang menyatakan 1 kelereng!
    Kelereng
    2. Banyaknya buku yang dipinjam dari perpustakaan sekolah setiap harinya disajikan pada piktogram berikut.
    Tabel
    a. Hari apakah buku yang paling banyak dipinjam siswa?
    Hari Sabtu (14 buku)
    b. Pada hari Selasa, berapa buku yang dipinjam siswa?
    6 buku
    c. Hari apakah buku yang paling sedikit dipinjam siswa?
    Hari Kamis (3 buku)
    d. Pada hari apakah buku yang dipinjam siswa sebanyak 14?
    Hari Sabtu
    e. Berapa banyak buku yang dipinjam siswa pada hari Kamis dan Jumat?
    3 buku + 12 buku = 15 buku
    f. Berapa jumlah total buku yang dipinjam siswa selama satu minggu?
    56 buku
    Ayo Berpikir
    Diberikan data siswa untuk masing-masing kelas disajikan dalam piktogram berikut.
    Daftar Siswa
    Berdasarkan piktogram maka jawaban pertanyaannya sebagai berikut
    a. Kelas berapakah yang siswanya paling sedikit?
    kelas V
    b. Kelas berapakah yang siswanya paling banyak?
    kelas IV
    c. Berapa banyak siswa kelas IV? 
    terdapat 8 gambar siswa, satu gambar siswa menyatakan 4 siswa sehingga banyak siswa kelas IV adalah 8 x 4 = 32 siswa
    d. Kelas berapakah yang siswanya 24 siswa?
    kelas I dan kelas II, karena terdapat 6 gambar siswa sehingga 6 x 4 = 24 siswa
    e. Berapa banyak semua siswa seluruh kelas?
    39 x 4 = 156 siswa

    Ayo Beraktivitas

    Ø Guru membentuk kelompok heterogen (berdasarkan karakteristik dan keberagaman peserta didik) yang terdiri atas 34 peserta didik.

    Ø Guru meminta peserta didik untuk mengeluarkan alat tulis (benda) dalam tas sekolah yang dibawa oleh setiap anggota kelompok.

    Ø Guru meminta kelompok untuk mencatat nama dan banyaknya benda yang telah dikeluarkan masing-masing anggota kelompok.

    Ø Guru menjelaskan cara mengisi tabel yang ada pada Buku Siswa, kolom 1 menyatakan Nama alat tulis (benda) dan kolom 2 menyatakan banyaknya.

    Ø  Guru memberikan contoh cara mengisi beberapa bagian pada tabel, pada kolom 1 tulislah semua alat tulis (benda) dalam tas sekolah dan kolom 2 gambarlah dalam bentuk sketsa sebanyak jumlah alat tulis (benda) yang ada.

     

    Ayo Mengamati

    Ø  Guru meminta peserta didik untuk menghitung banyak papan tulis, jam dinding, lemari dan hiasan dinding. Kegiatan ini dapat diganti disesuaikan kondisi di dalam kelas masing-masing guru sehingga apa yang disajikan adalah sesuatu yang ada di sekitar peserta didik.

    Ø  Guru dapat pula meminta satu peserta didik untuk menyebutkan macam-macam mainan di rumah.

    Guru mengingatkan kembali pada kegiatan Aktivitas 1 terkait penyajian piktogram. Guru meminta salah satu kelompok untuk menyajikan piktogram berdasarkan data yang diperoleh dalam satu kelompok

    Demikian pembahasan mengenai Menyajikan dan Membaca Piktogram Atau Diagram Gambar. Semoga tulisan ini bermanfaat. Sumber : Buku Matematika Kelas IV Kurikulum Merdeka.

Pendidikan Pancasila

Pentingnya Kerukunan Hidup, Saling Berbagi, dan Tolong-menolong

Kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat biasanya disebut dengan istilah gotong royong. Gotong royong dilakukan dengan tujuan untuk meringankan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang seberat apapun akan terasa ringan dikerjakannya. Kegiatan gotong royong mengandung nilai kerukunan, saling berbagi, dan tolong-menolong.

Hidup rukun, saling berbagi dan tolong-menolong adalah perbuatan yang mulia dan membuat hidup kita bahagia. Kita dapat mempunyai banyak teman sehingga kita tidak menjadi sedih dan kesepian karena di sekeliling kita banyak teman yang menemani dalam hidup kita. Selain itu, kita menjadi disayangi oleh orang tua, guru, teman, dan anggota masyarakat lainnya. Hidup rukun, saling berbagi dan saling tolong dengan sesama termasuk nilai-nilai gotong royong.

Gotong royong banyak sekali manfaatnya, di antaranya dapat memperingan dan mempercepat pekerjaan selesai, menjalin kerukunan hidup bermasyarakat, dan mempererat rasa persaudaraan Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia kita harus melaksanakan gotong royong dalam seluruh kegiatan yang membutuhkan bantuan orang lain

Pengertian Gotong Royong

Sikap bekerja bersama-sama, tolong-menolong dan saling berbagi dalam menyelesaikan sesuatu hal

Siapa saja yang harus bergotong royong?
Setiap orang sebagai warga dalam suatu lingkungan masyarakat. Karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan

Bangsa Indonesia memiliki warisan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah gotong royong. Istilah ini mengandung makna bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Gotong royong bukan sekadar tradisi, tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari kepribadian dan budaya Indonesia yang tetap hidup hingga saat ini.

Nilai-Nilai dalam Gotong Royong

1. Nilai Persatuan Gotong royong menciptakan persatuan. Dengan bekerja bersama masyarakat menjadi satu kesatuan utuh, menyadari bahwa saling ketergantungan memperkuat persatuan.

2 Nilai Kebersamaan Kebersamaan terwujud dalam setiap pekerjaan gotong royong. Contohnya, kegiatan ronda malam yang menciptakan kebersamaan dalam menjaga keamanan lingkungan.

3 Nilai Tolong-Menolong Gotong royong mengajarkan nilai tolong-menolong Masyarakat belajar saling membantu, membuat pekerjaan cepat selesai, dan meningkatkan rasa kebersamaan

4. Nilai Rela Berkorban Kegiatan gotong royong menumbuhkan sikap rela berkorban Masyarakat belajar untuk berkorban demi kebaikan bersama dan menyelesaikan tugas dengan sukarela.

5. Nilai Sosial Gotong royong mencerminkan sifat sosial bangsa Indonesia. Interaksi yang saling membutuhkan memperkuat kehidupan bermasyarakat

Karakteristik Gotong Royong

1 Sifat Dasar Bangsa Indonesia Gotong royong menjadi identitas unik bangsa Indonesia yang membedakannya dari bangsa lain

2. . Rasa Kebersamaan Dalam setiap pekerjaan gotong royong, tercipta kebersamaan yang menguatkan hubungan sosial.

3. Nilai Luhur Turun Temurun Gotonng royong bukan sekadar kebiasaan, melainkan nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi

4. Saling Membantu untuk Kebahagiaan Bersama Gotong royong mengajarkan bahwa dengan saling membantu, kita dapat mencapai kebahagiaan dan kerukunan hidup bersama

Pelaksanaan Gotong Royong Lingkungan Keluarga

1 Membersihkan Rumah Bersama Gotong royong dimulai dari lingkungan keluarga dengan membersihkan rumah bersama.

2. Membantu Ibunda di Dapur Bantuan di dapur menjadi contoh nyata gotong royong di keluarga

3. Mencuci Peralatan Makan Bersama Saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga adalah bentuk gotong royong

Lingkungan Sekolah

1. Melaksanakan Piket Kelas Pixet kelas menjadi wujud gotong royong di lingkungan sekolah

2. Melaksanakan Diskusi Kelas Diskusi kelas membantu memecahkan masalah bersama

3. Berbagi Makanan dan Minuman Berbagi bekal menciptakan kebersamaan di antara teman

4. Kerja Bakti Bersama Gotong royong dalam kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah

Manfaat gotong royong:

1. meringankan pekerjaan

2 pekerjaan akan cepat selesai

3. menjalin kerukunan hidup bermasyarakat

4. mempererat rasa persaudaraan

Lingkungan Masyarakat

1. Melaksanakan Siskamling Siskamling menjaga keamanan lingkungan setempat, menerapkan gotong royong.

2. Kerja Bakti di Lingkungan Bersih-bersih dan perawatan lingkungan sebagai bentuk gotong royong di masyarakat.

3. Membantu Korban Bencana Alam Gotong royong tercermin dalam membantu korban bencana alam

Manfaat Gotong Royong

1. Menciptakan Kebersamaan Gotong royong membentuk ikatan kebersamaan di antara masyarakat.

2. Menumbuhkan Sikap Saling Menolong Kegiatan bersama ini menumbuhkan sikap saling menolong dan kekeluargaan.

3. Membuat Pekerjaan Lebih Ringan dan Cepat Selesai Kolaborasi dalam gotong royong membuat pekerjaan lebih efisien.

4. Mempererat Rasa Persatuan dan Kesatuan Gotong royong memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di masyarakat.

5. Meningkatkan Produktivitas Kerja Dengan gotong royong, produktivitas kerja meningkat karena kolaborasi dan bantuan antarindividu.

6. Menciptakan Lingkungan yang Tentram dan Damai Gotong royong menciptakan lingkungan masyarakat yang tentram, damai, dan harmonis.

BAHASA INDONESIA


Pada Pembelajaran Bab VIII Sehatlah Ragaku muatan Bahasa Indonesia Kelas IV kita  akan belajar membaca dan mengucapkan kata-kata yang panjang (tiga suku kata atau lebih) menggunakan pengetahuannya terhadap kombinasi huruf. Tujuan dari kegiatan ini adalah melalui kegiatan membaca teks “Garuk-Garuk”, peserta didik mampu membaca nyaring dengan pengucapan yang baik.

Umumnya peserta didik kelas empat menjelang kelas lima sudah lancar membaca. Oleh karena itu, kadang guru melewatkan kegiatan membaca nyaring sebab dianggap tidak penting. Perlu dicatat bahwa membaca nyaring tetap diperlukan untuk menunjang kemampuan peserta didik berbicara dalam diskusi maupun presentasi. Walau peserta didik sudah di kelas tinggi, kegiatan membaca nyaring tetap perlu diadakan secara berkala.

Garuk-Garuk
Bermain atau belajar bersama di rumah Pahmi itu menyenangkan. Rumahnya luas, bentuknya meniru rumah Baloy, rumah adat Kalimantan Utara. Bagi Kidul, bermain di rumah Pahmi berarti dia terbebas dari Kak Asih yang cerewet menyuruhnya mandi. Kidul tidak suka mandi, itu sudah bukan rahasia lagi.

Selain terbebas dari Kak Asih, di rumah Pahmi juga banyak makanan. Ibu Pahmi selalu menyuguhi mereka buah dan penganan khas Malinau ataupun dari luar daerah. Siang ini mereka membaca buku ditemani kerupuk tipis. Kata Pahmi, kerupuk ini disebut rempeyek dan makhluk kecil-kecil di atasnya itu adalah rebon, atau disebut juga udang papai. Kidul suka sekali. Tiap sebentar tangannya meraih stoples berisi kerupuk itu.
Garuk Garuk
“Dul, aku lihat tanganmu lebih sering memegang rempeyek daripada membalik halaman buku,” goda Sagoy.

Kidul hanya meringis. Tangan kanannya memegang rempeyek. Tangan kirinya menggaruk tangan kanan. Habis itu rempeyek pindah ke tangan kiri, tangan kanan menggaruk tangan kiri. Kedua tangannya terlihat memerah.

“Aduh, banyak nyamuk,” seru Kidul.

“Mana ada nyamuk?” kata Pahmi. “Buktinya aku dan Sagoy baik-baik saja.”

“Makanya, rajin-rajinlah kau mandi,” kata Sagoy. “Kapan kau terakhir mandi?”

“Ah, bosan, gerakannya begitu-begitu saja,” sahut Kidul sambil mengingat-ingat kapan dia terakhir mandi. Dua hari lalu? Tiga hari lalu? Menurut Kidul kalau sedang libur tidak perlu mandi.

Namun, gatal-gatal di tubuh Kidul terus bertambah. Sekarang lehernya juga terasa gatal. Tangannya kini malah lebih sering menggaruk daripada memegang rempeyek. Karena Sagoy dan Pahmi makin sering meledeknya, Kidul memutuskan untuk pulang saja. Ibu Pahmi membungkuskan rempeyek untuk dibawanya pulang. Kidul tersenyum lebar menyambut bungkusan itu. 

Begitu tiba di rumah, Kidul cepat-cepat masuk kamar supaya Kak Asih tidak melihatnya. Apa daya, gatalnya tidak kunjung hilang. Makin digaruk makin gatal. Tidak tahan, Kidul mengadu kepada Ibu.

Ibu dan Kak Asih terkejut melihat tangan Kidul yang lecet-lecet. Sebelum Kak Asih bersuara, Ibu sudah berkata tegas, “Kita harus ke dokter!”

Dokter Tuti yang memeriksa Kidul menyapa dengan ramah, “Ini sepertinya alergi. Tadi makan siangnya pakai apa? Telur? Udang?”

Tiba-tiba Kidul teringat makhluk kecil-kecil di atas rempeyek. Ah, itulah penyebabnya. 

“Jadi, bukan karena tidak mandi?’ tanya Kidul gembira.

Dokter Tuti tertawa. “Memang gatal-gatalmu ini karena alergi terhadap udang papai. Namun, bukan berarti tidak mandi itu bagus. Lecet-lecetmu ini bisa menjadi infeksi parah karena kuman-kuman yang ada di kulit. Kita mandi supaya tubuh kita bersih, bebas dari kuman.” 

Aduh, ternyata Kidul tetap harus mandi. Mungkin dia harus memikirkan cara mandi yang berbeda supaya tidak membosankan. Bagaimana menurutmu?
Alergi
Pastikan kalian memahami cerita “Garuk-Garuk” dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 

1. Apakah ide pokok cerita ini?
Mandi menjaga tubuh bersih dan bebas dari kuman.
2. Apakah nama daerah yang menjadi latar belakang tempat cerita ini?
Nama daerah yang menjadi latar belakang tempat cerita ini adalah Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
3. Di rumah siapakah Pahmi, Kidul, dan Sagoy suka berkumpul?
Pahmi, Kidul, dan Sagoy suka berkumpul di rumah Pahmi.
4. Mengapa mereka suka berkumpul di tempat itu?
Mereka suka berkumpul di tempat itu karena tempatnya luas dan banyak makanan.
5. Mengapa Kidul tidak suka mandi?
Kidul tidak suka mandi karena bosan gerakannya begitu-begitu saja.
6. Menurut Kidul, kalau sedang libur tidak perlu mandi. Apakah kalian setuju? Jelaskan pendapat kalian. 
Saya tidak setuju karena meskipun kita sedang libur kita harus mandi secara teratur supaya tubuh kita bersih, bebas dari kuman.
7. Apa yang disampaikan dokter Tuti tentang alergi Kidul?
Dokter Tuti menyampaikan bahwa alergi Kidul bukan karena tidak suka mandi ttapi karena alergi terhadap udang papai.
8. Apakah ada di antara kalian yang mengalami alergi? Alergi apa? Bagaimana tindakan yang kalian lakukan untuk mengatasinya?
Alergi adalah perubahan reaksi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit atau keadaan sangat peka terhadap penyebab tertentu (zat, makanan, serbuk, keadaan udara, asap, dan sebagainya) yang dalam kadar tertentu tidak membahayakan untuk sebagian besar orang.

Cara terbaik untuk mencegah alergi adalah dengan menghindari pemicunya. Meski demikian, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan jika pemicunya sulit untuk dihindari, seperti mengenakan pakaian tertutup, tidak memakai parfum yang dapat mengundang serangga, serta membersihkan rumah secara rutin.

Demikian pembahasan mengenai Membaca Nyaring Teks Garuk Garuk. Semoga tulisan ini bermanfaat;

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IV, Kemendikbud

IPAS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat. Dengan kata lain norma adalah aturan yang mengatur tingkah laku manusia. Norma dibuat oleh manusia disesuaikan dengan keadaan masyarakat di suatu wilayah dengan memerhatikan nilai-nilai yang dijunjung pada kelompok masyarakat tersebut.

Hal tersebut menjadikan norma hanya berlaku pada suatu tatanan masyarakat tertentu. Artinya, norma tidak bersifat menyeluruh. Masyarakat berusaha untuk menjunjung tinggi dan mempertahankan norma yang berlaku. Adat istiadat merupakan aturan tidak tertulis yang diakui sebagai hal baik oleh masyarakat, sehingga terus dilakukan dan menjadi sebuah kebiasaan.
Adat Istiadat
Adat istiadat juga berlaku bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu. Artinya, tidak bersifat menyeluruh. Jika dilihat dari kedua pengertian norma dan adat istiadat, dapat dikatakan bahwa adat istiadat merupakan bagian dari norma. Norma atau pun adat istiadat yang ada di lingkungan masyarakat:
  1. Mengucapkan permisi ketika memasuki rumah.
  2. Mencium tangan kedua orang tua ketika hendak pergi.
  3. Tidak meludah di sembarang tempat.
  4. Tidak duduk selonjoran di depan orang lain.
  5. Melakukan upacara adat pernikahan, kematian, maupun rasa syukur terhadap hasil bumi.
  6. Tata cara menanam maupun panen.
  7. Tata cara berburu.

Tahukah kalian, Indonesia dengan segala kekayaan budaya di dalamnya juga memiliki norma dan adat istiadat yang berbeda.
Norma adalah aturan yang berlaku pada suatu wilayah. Adat istiadat adalah aturan tidak tertulis dan diakui sebagai hal yang baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, adat istiadat merupakan bagian dari norma.

Mari Mencari Tahu
Pada kegiatan ini, kalian akan mencari informasi mengenai norma maupun adat istiadat yang ada di sekitar kalian melalui wawancara kepada warga sekolah. Kalian dapat memaksimalkan waktu yang kalian miliki untuk melakukan wawancara. Sebelum memulai, perhatikan instruksi berikut dengan saksama.
  1. Buatlah tabel wawancara seperti contoh tabel berikut!
  2. Carilah lima orang narasumber yang dapat kalian wawancara.
  3. Lakukan wawancara sesuai dengan instruksi yang disampaikan oleh guru kalian.
  4. Mintalah izin sebelum memulai. Gunakan etika dan sopan santun saat melakukan wawancara.
  5. Setelah selesai, mintalah paraf orang tersebut di tabel yang kalian buat.
No.NarasumberNorma atau Adat IstiadatDaerah Asal Norma atau Adat IstiadatParaf
1.SuginoJika berbicara kepada orang yang lebih tua menggunakan krama inggilJawa Tengahx
2.SutrisnoTradisi BrobosanJawa tengahx
3.KusmirahayuAcara kenduren/SelamatanJawa Tengahx
4.Fatimah HidayahUpacara Tedak SitenJawa tengahx
5.Eri Muji AstutiAcara ruwatanJawa tengahx

Lakukan Bersama
Dalam kegiatan ini kalian akan berbagi informasi berdasarkan hasil wawancara dan saling menceritakan ciri khas daerah masing-masing. Sebelum mulai, perhatikan instruksi berikut dengan saksama.
  1. Berkumpullah dengan kelompok yang sudah dibagi oleh guru kalian.
  2. Pelajari lembar kerja hasil wawancara kalian.
  3. Diskusikan mengenai norma dan adat istiadat yang telah kalian dapatkan dari hasil wawancara sebelumnya.
  4. Setelah itu ceritakan secara bergiliran mengenai norma dan peraturan yang ada di keluarga dan daerah kalian kepada anggota kelompok.
  5. Simak dan tulis apa yang teman kalian sampaikan.

1. Menggunakan Bahasa Krama Inggil Kepada Orang yang Lebih Tua
Secara sederhana bahasa jawa ngoko digunakan oleh seseorang pada seseorang lain yang seusia atau sudah dikenal dekat. Sedangkan Bahasa Jawa Krama adalah bahasa Jawa halus yang biasanya digunakan ketika berbicara kepada orang tua atau orang yang lebih tua. Bahasa Jawa krama mengajarkan kita untuk lebih bersikap sopan dan menghargai mereka yang lebih tua. Sebagai anak akan terbiasa dilatih untuk menghormati orang lebih tua.

2. Tradisi Brobosan
Salah satu upacara tradisi kematian yang masih dilangsungkan masyarakat Jawa hingga kini adalah brobosan alias berjalan di bawah keranda jenazah. Brobosan dilakukan setelah keranda jenazah dikeluarkan dari dalam rumah menuju tengah halaman.

Brobosan bertujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat melupakan kesedihan yang mendalam. Semua keluarga akan berkumpul dan melakukan ritual ini sebagai perpisahan terakhir sebelum jenazah dimakamkan. Dengan harapan, semua keluarga bisa benar-benar merelakan kepergian

3. Kenduren/Selamatan
Selamatan atau kenduren dilakukan dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk dan kemuadian di lanjutkan dengan menikmati nasi tumpeng tersebut secara bersama – sama. Biasanya upacara ini di pimpin oleh pemuka agama (Modin). Tujuan dari kegiatan selamatan adalah untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan yang maha Kuasa.

4. Upacara Tedhak Siten
Tedak Siten juga dikenal dengan sebutan turun tanah. Dalam tradisi Jawa, setiap bayi yang usianya telah mencapai tujuh atau delapan bulan disarankan untuk melakukan ritual adat Tedak Siten. Istilahnya sendiri berasal dari bahasa Jawa, tedhak yang artinya kaki dan Siten (siti) yang berarti tanah.

Upacara turun tanah ini memiliki tujuh rangkaian yang saling berkaitan. Tujuan dilaksanakannya prosesi Tedak Siten adalah untuk mempersiapkan anak agar mampu melewati setiap fase kehidupan. Di mulai dengan tuntunan dari kedua orang tuanya hingga ia mulai berdiri sendiri dan memiliki kehidupan mandiri.

5. Upacara Ruwatan
Ruwatan adalah salah satu ritual penyucian yang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Ruwat sendiri dalam bahasa Jawa sama dengan kata luwar berarti dilepas atau dibebaskan. Sehingga Ruwatan berarti upacara untuk membebaskan atau melepaskan seseorang yang diruwat dari hukuman atau kutukan dewa yang menimbulkan bahaya.

Tradisi ruwatan dilakukan sebagai suatu permohonan agar manusia diselamatkan dari gangguan dan bencana yang mengancam hidup dan kehidupannya

Mari Refleksikan
1. Apa hal menarik yang kalian pelajari pada kegiatan kali ini?
Hal menarik pada pembelajaran kali ini adalah mencari informasi mengenai norma maupun adat istiadat yang ada di sekitar kalian melalui wawancara.
2. Apakah kalian mengenali akar budaya kalian?
Ya, saya mengenal akar budaya saya.
3. Dari suku mana ayah, ibu, kakek, dan nenek kalian berasal?
Ayah, ibu, kakek, dan nenek saya berasal dari suku Jawa.
4. Apa saja yang pernah diajarkan ayah, ibu, kakek, dan nenek kepada kalian?
Beberapa yang diajarkan ayah, ibu, kakek, dan nenek antara lain : menjaga sopan santun kepada siapapun, menerima apa adanya, mudah bergaul dan membaur, saat berjalan sungkan mendahului, kebersamaan dan tolong menolong.
5. Apakah kalian harus menggunakan cara bicara tertentu jika berbincang dengan mereka?
Ya, saya menggunakan bahasa krama inggil yang ditujukan kepada yang lebih tua, lebih dihormati, atau orang asing.
6. Bagaimana ajaran yang kalian terima dari ayah, ibu, kakek, dan nenek?
Ajaran yang diterima dari ayah, ibu, kakek dan nenek mengajarkan kepada saya untuk selalu berbuat baik kepada orang lain.
7. Apa yang bisa kalian lakukan untuk menghargai ajaran tersebut?
Yang saya lakukan adalah bersikap rendah hati dengan bertutur kata yang baik, selalu berbuat baik dan memprioritaskan orangtua, membantu mewujudkan impian orangtua, melaksanakan segala perintah orangtua, dan merawat orangtua yang sudah memasuki usia senja.

Belajar Lebih Lanjut
Berkenalan Lebih Dalam dengan Indonesia
Di beberapa daerah, ada aturan adat yang kemudian diserap oleh pemerintah. Aturan adat ini dijadikan peraturan daerah yang mengikat warganya secara hukum. Bahkan, peraturan tersebut diberlakukan secara lebih luas bagi masyarakat yang berada di tempat tersebut, meskipun bukan warga di tempat itu

Masih ingat, siapa perangkat pemerintah yang ada di daerah kalian? Di Bali, ada pemimpin dan petugas adat yang bekerjasama dengan pemerintah daerah. Mereka disebut Pecalang. Pecalang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban wilayah secara umum sehingga upacara adat yang diselenggarakan dapat berjalan dengan tertib dan aman. 
pecalang
Masyarakat Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memiliki aturan memisahkan wilayah Baduy Dalam dan Baduy Luar. Di wilayah Baduy Dalam, masyarakat sama sekali tidak boleh menggunakan alat elektronik, termasuk kamera. Tidak ada listrik di area tersebut.

Masyarakat juga tidak boleh menggembala ternak di area aliran sungai, tidak diperkenankan masuk ke area hutan tertentu, dan masih banyak aturan lain. Tujuan mereka adalah untuk mempertahankan sistem adat dan melindungi areanya dari perubahan. Mereka memenuhi segala keperluan hidupnya dengan cara mereka sendiri Teknologi yang digunakan pun tradisional dan selaras dengan alam. Misalnya, penyimpanan bahan pangan menggunakan sistem lumbung. 

Masyarakat Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, memiliki kebiasaan berburu paus sekitar bulan Mei-November yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Kebiasaan ini menjadi bagian dari upaya masyarakat tradisional memenuhi kebutuhan protein bagi warganya. Namun, masyarakat ini memiliki peraturan yang harus ditaati warganya, yaitu:
  1. Hanya berburu untuk kebutuhan makan seluruh warganya;
  2. Tidak memperjualbelikan bagian apapun dari paus;
  3. Tidak berburu paus jantan dan betina yang sedang hamil;
  4. Semua aktivitas perburuan dilakukan secara tradisional

Demikian pembahasan mengenai IPAS Kelas IV Topik A Norma dalam Adat Istiadat Daerahku. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku IPAS Kelas IV, Kemendikbud

Kesimpulan Kegiatan Hari Ini:
Alhamdulillah kegiatan pembelajaran hari ini berjalan dengan baik dan lancar. Semua siswa dapat mengikuti dan memahami kegiatan dengan sangat antusias. Alhamdulillah kegiatan belajar mengajar hari ini berjalan dengan lancar. Demikian pembelajaran hari ini, semoga selalu diberikan pemahaman dalam menuntut ilmu. aamiin...


Kisi Kisi Kelas 4B. Selasa, 3 Juni 2025

  Hari/ Tanggal      : Selasa, 3 Juni 2025 Materi               : Kisi-kisi bahasa inggris Kelas                   : VI (Empat) Assalamualai...