Materi Ajar Kelas 4B
Hari : Rabu, 8 Mei 2024
Kelas : VI (Empat) B
Mata Pelajaran : IPAS
Apa kabar anak sholih sholihah.........
Semoga kalian semua dalam keadaan sehat wal afiyah ya....
Anak sholih sholihah, tujuan pembelajaran hari ini : peserta didik dapat Mengidentifikasi gaya gravitasi , mengidentifikasi keragaman budaya di Indonesia, dan mengidentifikasi ide pokok dan ide pendukung pada suatu paragraf atau teks
Capaian Pembelajaran Pemahaman IPAS:
1.Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi masyarakat.
2. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia tinggal pada peta konvensional/digital.
Apa kabar anak sholih sholihah.........
Semoga kalian semua dalam keadaan sehat wal afiyah ya....
IPAS
Norma dalam Adat Istiadat Daerahku
Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat. Dengan kata lain norma adalah aturan yang mengatur tingkah laku manusia. Norma dibuat oleh manusia disesuaikan dengan keadaan masyarakat di suatu wilayah dengan memerhatikan nilai-nilai yang dijunjung pada kelompok masyarakat tersebut.
Hal tersebut menjadikan norma hanya berlaku pada suatu tatanan masyarakat tertentu. Artinya, norma tidak bersifat menyeluruh. Masyarakat berusaha untuk menjunjung tinggi dan mempertahankan norma yang berlaku. Adat istiadat merupakan aturan tidak tertulis yang diakui sebagai hal baik oleh masyarakat, sehingga terus dilakukan dan menjadi sebuah kebiasaan.
Adat istiadat juga berlaku bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu. Artinya, tidak bersifat menyeluruh. Jika dilihat dari kedua pengertian norma dan adat istiadat, dapat dikatakan bahwa adat istiadat merupakan bagian dari norma. Norma atau pun adat istiadat yang ada di lingkungan masyarakat:
- Mengucapkan permisi ketika memasuki rumah.
- Mencium tangan kedua orang tua ketika hendak pergi.
- Tidak meludah di sembarang tempat.
- Tidak duduk selonjoran di depan orang lain.
- Melakukan upacara adat pernikahan, kematian, maupun rasa syukur terhadap hasil bumi.
- Tata cara menanam maupun panen.
- Tata cara berburu.
Tahukah kalian, Indonesia dengan segala kekayaan budaya di dalamnya juga memiliki norma dan adat istiadat yang berbeda.Norma adalah aturan yang berlaku pada suatu wilayah. Adat istiadat adalah aturan tidak tertulis dan diakui sebagai hal yang baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, adat istiadat merupakan bagian dari norma.
Mari Mencari Tahu
Pada kegiatan ini, kalian akan mencari informasi mengenai norma maupun adat istiadat yang ada di sekitar kalian melalui wawancara kepada warga sekolah. Kalian dapat memaksimalkan waktu yang kalian miliki untuk melakukan wawancara. Sebelum memulai, perhatikan instruksi berikut dengan saksama.
- Buatlah tabel wawancara seperti contoh tabel berikut!
- Carilah lima orang narasumber yang dapat kalian wawancara.
- Lakukan wawancara sesuai dengan instruksi yang disampaikan oleh guru kalian.
- Mintalah izin sebelum memulai. Gunakan etika dan sopan santun saat melakukan wawancara.
- Setelah selesai, mintalah paraf orang tersebut di tabel yang kalian buat.
No. | Narasumber | Norma atau Adat Istiadat | Daerah Asal Norma atau Adat Istiadat | Paraf |
---|
1. | Sugino | Jika berbicara kepada orang yang lebih tua menggunakan krama inggil | Jawa Tengah | x |
2. | Sutrisno | Tradisi Brobosan | Jawa tengah | x |
3. | Kusmirahayu | Acara kenduren/Selamatan | Jawa Tengah | x |
4. | Fatimah Hidayah | Upacara Tedak Siten | Jawa tengah | x |
5. | Eri Muji Astuti | Acara ruwatan | Jawa tengah | x |
Lakukan BersamaDalam kegiatan ini kalian akan berbagi informasi berdasarkan hasil wawancara dan saling menceritakan ciri khas daerah masing-masing. Sebelum mulai, perhatikan instruksi berikut dengan saksama.
- Berkumpullah dengan kelompok yang sudah dibagi oleh guru kalian.
- Pelajari lembar kerja hasil wawancara kalian.
- Diskusikan mengenai norma dan adat istiadat yang telah kalian dapatkan dari hasil wawancara sebelumnya.
- Setelah itu ceritakan secara bergiliran mengenai norma dan peraturan yang ada di keluarga dan daerah kalian kepada anggota kelompok.
- Simak dan tulis apa yang teman kalian sampaikan.
1. Menggunakan Bahasa Krama Inggil Kepada Orang yang Lebih Tua
Secara sederhana bahasa jawa ngoko digunakan oleh seseorang pada seseorang lain yang seusia atau sudah dikenal dekat. Sedangkan Bahasa Jawa Krama adalah bahasa Jawa halus yang biasanya digunakan ketika berbicara kepada orang tua atau orang yang lebih tua. Bahasa Jawa krama mengajarkan kita untuk lebih bersikap sopan dan menghargai mereka yang lebih tua. Sebagai anak akan terbiasa dilatih untuk menghormati orang lebih tua.
2. Tradisi Brobosan
Salah satu upacara tradisi kematian yang masih dilangsungkan masyarakat Jawa hingga kini adalah brobosan alias berjalan di bawah keranda jenazah. Brobosan dilakukan setelah keranda jenazah dikeluarkan dari dalam rumah menuju tengah halaman.
Brobosan bertujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat melupakan kesedihan yang mendalam. Semua keluarga akan berkumpul dan melakukan ritual ini sebagai perpisahan terakhir sebelum jenazah dimakamkan. Dengan harapan, semua keluarga bisa benar-benar merelakan kepergian
3. Kenduren/Selamatan
Selamatan atau kenduren dilakukan dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk dan kemuadian di lanjutkan dengan menikmati nasi tumpeng tersebut secara bersama – sama. Biasanya upacara ini di pimpin oleh pemuka agama (Modin). Tujuan dari kegiatan selamatan adalah untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan yang maha Kuasa.
4. Upacara Tedhak Siten
Tedak Siten juga dikenal dengan sebutan turun tanah. Dalam tradisi Jawa, setiap bayi yang usianya telah mencapai tujuh atau delapan bulan disarankan untuk melakukan ritual adat Tedak Siten. Istilahnya sendiri berasal dari bahasa Jawa, tedhak yang artinya kaki dan Siten (siti) yang berarti tanah.
Upacara turun tanah ini memiliki tujuh rangkaian yang saling berkaitan. Tujuan dilaksanakannya prosesi Tedak Siten adalah untuk mempersiapkan anak agar mampu melewati setiap fase kehidupan. Di mulai dengan tuntunan dari kedua orang tuanya hingga ia mulai berdiri sendiri dan memiliki kehidupan mandiri.
5. Upacara Ruwatan
Ruwatan adalah salah satu ritual penyucian yang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Ruwat sendiri dalam bahasa Jawa sama dengan kata luwar berarti dilepas atau dibebaskan. Sehingga Ruwatan berarti upacara untuk membebaskan atau melepaskan seseorang yang diruwat dari hukuman atau kutukan dewa yang menimbulkan bahaya.
Tradisi ruwatan dilakukan sebagai suatu permohonan agar manusia diselamatkan dari gangguan dan bencana yang mengancam hidup dan kehidupannya
Mari Refleksikan1. Apa hal menarik yang kalian pelajari pada kegiatan kali ini?
Hal menarik pada pembelajaran kali ini adalah mencari informasi mengenai norma maupun adat istiadat yang ada di sekitar kalian melalui wawancara.
2. Apakah kalian mengenali akar budaya kalian?
Ya, saya mengenal akar budaya saya.
3. Dari suku mana ayah, ibu, kakek, dan nenek kalian berasal?
Ayah, ibu, kakek, dan nenek saya berasal dari suku Jawa.
4. Apa saja yang pernah diajarkan ayah, ibu, kakek, dan nenek kepada kalian?
Beberapa yang diajarkan ayah, ibu, kakek, dan nenek antara lain : menjaga sopan santun kepada siapapun, menerima apa adanya, mudah bergaul dan membaur, saat berjalan sungkan mendahului, kebersamaan dan tolong menolong.
5. Apakah kalian harus menggunakan cara bicara tertentu jika berbincang dengan mereka?
Ya, saya menggunakan bahasa krama inggil yang ditujukan kepada yang lebih tua, lebih dihormati, atau orang asing.
6. Bagaimana ajaran yang kalian terima dari ayah, ibu, kakek, dan nenek?
Ajaran yang diterima dari ayah, ibu, kakek dan nenek mengajarkan kepada saya untuk selalu berbuat baik kepada orang lain.
7. Apa yang bisa kalian lakukan untuk menghargai ajaran tersebut?
Yang saya lakukan adalah bersikap rendah hati dengan bertutur kata yang baik, selalu berbuat baik dan memprioritaskan orangtua, membantu mewujudkan impian orangtua, melaksanakan segala perintah orangtua, dan merawat orangtua yang sudah memasuki usia senja.
Belajar Lebih LanjutBerkenalan Lebih Dalam dengan Indonesia
Di beberapa daerah, ada aturan adat yang kemudian diserap oleh pemerintah. Aturan adat ini dijadikan peraturan daerah yang mengikat warganya secara hukum. Bahkan, peraturan tersebut diberlakukan secara lebih luas bagi masyarakat yang berada di tempat tersebut, meskipun bukan warga di tempat itu
Masih ingat, siapa perangkat pemerintah yang ada di daerah kalian? Di Bali, ada pemimpin dan petugas adat yang bekerjasama dengan pemerintah daerah. Mereka disebut Pecalang. Pecalang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban wilayah secara umum sehingga upacara adat yang diselenggarakan dapat berjalan dengan tertib dan aman.
Masyarakat Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memiliki aturan memisahkan wilayah Baduy Dalam dan Baduy Luar. Di wilayah Baduy Dalam, masyarakat sama sekali tidak boleh menggunakan alat elektronik, termasuk kamera. Tidak ada listrik di area tersebut.
Masyarakat juga tidak boleh menggembala ternak di area aliran sungai, tidak diperkenankan masuk ke area hutan tertentu, dan masih banyak aturan lain. Tujuan mereka adalah untuk mempertahankan sistem adat dan melindungi areanya dari perubahan. Mereka memenuhi segala keperluan hidupnya dengan cara mereka sendiri Teknologi yang digunakan pun tradisional dan selaras dengan alam. Misalnya, penyimpanan bahan pangan menggunakan sistem lumbung.
Masyarakat Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, memiliki kebiasaan berburu paus sekitar bulan Mei-November yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Kebiasaan ini menjadi bagian dari upaya masyarakat tradisional memenuhi kebutuhan protein bagi warganya. Namun, masyarakat ini memiliki peraturan yang harus ditaati warganya, yaitu:
- Hanya berburu untuk kebutuhan makan seluruh warganya;
- Tidak memperjualbelikan bagian apapun dari paus;
- Tidak berburu paus jantan dan betina yang sedang hamil;
- Semua aktivitas perburuan dilakukan secara tradisional
mata Pelajara : Bahasa Indomesa
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan membaca cerita “Awas!” peserta didik dapat memahami dan menggunakan kata-kata dengan tepat.
2. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya masalah pada cerita “Awas!” dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi.
3. Melalui kegiatan mengemukakan pendapat terhadap kejadian pada cerita “Awas!”, peserta didik menulis argumentasi dengan benar.
4. Melalui kegiatan menyimak teks yang dibacakan, peserta didik dapat menyimpulkan informasi dan memahami kosakata baru.
5. Melalui kegiatan mendiskusikan isi teks yang dibacakan, peserta didik dapat membandingkan objek dan ciri-cirinya dengan tepat.
6. Melalui kegiatan berdiskusi memilih kendaraan, peserta didik dapat mempresentasikan topik dengan antusias dan intonasi yang menarik.
7. Melalui kegiatan melengkapi kalimat, peserta didik mampu menggunakan awalan ‘ber-’ dengan tepat.
8. Melalui kegiatan menuliskan pengalaman saat bepergian, peserta didik mampu menulis dengan menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat.
9. Melalui kegiatan mengamati denah, peserta didik dapat mengidentifkasi objek dan lokasi, serta mendeskripsikan cara mencapainya dengan tepat.
10. Melalui kegiatan memberikan petunjuk cara mencapai suatu tempat, peserta didik mampu menyampaikan petunjuk arah dengan tepat.
11. Melalui kegiatan menuliskan perjalanan ke sekolah, peserta didik dapat menulis struktur deskripsi dengan benar.
Capaian Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
3. Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
4. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
5. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.
6. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.
7. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
8. Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
9. Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.
10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.
11. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.
12. Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.
13. Peserta didik terampil menulis tegak bersambung.
BAHASA INDONESIA
kita akan belajar menemukan dan menyimpulkan informasi dari teks yang berbeda. Membandingkan dua teks dapat dilakukan dengan cara menentukan persamaan dan perbedaan kedua teks.
Bacalah kedua teks di bawah ini dengan cermat.
Teks 1:
Salah Sepatu
Pulang sekolah, Dimas mencari sepatu bolanya. Dia diajak teman-temannya main futsal. Syukurlah, sepatu itu masih pas. Dia pun bergegas menuju ke lapangan futsal.
“Dim, kok kamu pakai sepatu bola? Kita kan mau main futsal?” tanya Raka heran.
“Memang apa bedanya? Sama-sama main bola, kan?” sahut Dimas sambil berlari meninggalkan Raka.
Priiit …. permainan pun dimulai. Dimas sangat bersemangat mengejar bola. Namun, saat Dimas berusaha merebut bola …
“ADUH!” teriak Dimas.
Semua anak berhenti bermain.
“Ayo, kubantu kamu berdiri,” kata Raka.
“Aduh, aduh … huhu, susah!” Dimas mengerang.
Kaki Dimas terkilir. Sepatu bola yang dipakainya tidak cocok digunakan untuk lapangan futsal.
Untuk sementara, Dimas harus beristirahat. Dia tak boleh berdiri, apalagi bermain bola.
Teks 2:
Pertolongan Pertama untuk Kaki Terkilir
Tahukah kalian, salah satu penyebab kaki terkilir adalah penggunaan sepatu olahraga yang tidak tepat. Dimas memakai sepatu bola untuk bermain futsal. Padahal, sepatu bola didesain dengan tonjolan-tonjolan di bawahnya.
Tonjolan atau “paku” ini berguna agar sepatu mencengkeram permukaan rumput dan tanah. Saat dipakai di lapangan futsal yang permukaannya keras, paku-paku itu malah menyebabkan sepatu mudah tergelincir. Kaki Dimas pun terkilir atau disebut juga keseleo.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika kaki kalian terkilir di pergelangan kaki seperti Dimas? Kalian dapat melakukan metode RICE. Berikut ini penjelasannya.
Rest (Istirahat): Istirahatkan kaki yang sakit, paling tidak selama 48 jam.
Ice (Es) = Tempelkan kantong es pada bagian yang terkilir selama 20 menit, 4-8 kali per hari.
Compression (Tekanan) = Bebat dengan perban elastis agar mengurangi pergerakan dan supaya kaki tidak bengkak.
Elevate (Tinggikan) = Angkat kaki 15-20 cm dari permukaan dada. Cara ini juga dapat diterapkan pada keadaan terkilir di bagian tubuh lainnya.
Menceritakan Ulang Teks
Teks 1
Pulang sekolah, Dimas diajak teman-temannya main futsal. Raka heran melihat Dimas menggunakan sepatu bola. Saat Dimas mengejar dan berusaha merebut bola ia terjatuh. Kaki Dimas terkilir. Sepatu bola yang dipakainya tidak cocok digunakan untuk lapangan futsal. Dimas harus beristirahat dan tak boleh berdiri, apalagi bermain bola.
Teks 2
Salah satu penyebab kaki terkilir adalah penggunaan sepatu olahraga yang tidak tepat. Sepatu bola yang dipakai di lapangan futsal menyebabkan kaki mudah terkilir. Jika kaki terkilir di pergelangan kaki dapat melakukan metode RICE.
- Rest (Istirahat): Istirahatkan kaki yang sakit, paling tidak selama 48 jam.
- Ice (Es) = Tempelkan kantong es pada bagian yang terkilir selama 20 menit, 4-8 kali per hari.
- Compression (Tekanan) = Bebat dengan perban elastis agar mengurangi pergerakan dan supaya kaki tidak bengkak.
- Elevate (Tinggikan) = Angkat kaki 15-20 cm dari permukaan dada.
Persamaan dan Perbedaan Kedua Teks
Persamaan Kedua Teks :
- Membahas tentang kaki terkilir
- Membahas tentang penggunaan sepatu yang tidak tepat
Perbedaan Kedua Teks :
Teks 1 membahas tentang akibat salah sepatu, sedangkan teks 2 membahas tentang cpertolongan pertama untuk kaki terkilir.
Menirukan dan Melakukan
Agar peserta didik lebih memahami langkah-langkah RICE, ajak peserta didik mempraktikkannya. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan guru olahraga atau ekstrakurikuler Pramuka (jika ada). Karena ini hanya latihan, perlengkapan yang digunakan tidak harus sama persis sesuai yang diuraikan dalam teks.
- Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang.
- Tetapkan satu orang menjadi “pasien”.
- Praktikkan langkah-langkah RICE pada pasien tersebut.
- Kalian boleh bergantian melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar